Jakarta (ANTARA) - Hijab masa kini tak lagi disusun berlapis-lapis bak kue lapis, namun lebih sederhana dan ringan karena mengutamakan kenyamanan, menurut perancang busana Lisa Fitria.

Dia menilai, hijab berlapis seperti yang pernah tren di masa lalu menyusahkan pemakainya untuk berwudhu dan tampak berlebihan.

"Sekarang gaya seperti itu sudah kuno dan ditinggalkan. Selain susah untuk wudhu juga terlihat berlebihan. Sekarang lebih simple dan mengutamakan kenyamanan dalam memakainya," kata Lisa kepada ANTARA melalui pesan elektroniknya, Sabtu.

Hijab segi empat atau pasmina yang kebanyakan dikenakan para muslimah masa kini hanya memerlukan satu jarum pentul saja. Beberapa orang terkadang menambahkan satu bros untuk memperindah tampilan mereka.

Baca juga: Pilih hijab berbahan ini saat cuaca panas

Baca juga: Elzatta luncurkan "Citra Series", kolaborasi bareng Citra Kirana


Dalam kesempatan berbeda, perancang busana Ria Miranda juga pernah mengatakan hijab segi empat sederhana cenderung tak membuat wajah terlihat bulat.

Bahan hijab yang dipilih kebanyakan ringan seperti voal, karena tidak mengganggu pengguna mendengar (walau telinga tertutup hijab) dan bisa dibentuk ke berbagai bentuk wajah.

"Ringan dan enggak bikin budek, serta mudah dibentuk ke muka apa saja. Warna-warna tanah dan pastel digemari, jadi tren sekarang," tutur Lisa.

Bahan serupa juga bisa dipilih para pengguna cadar atau niqab seperti yang dikenakan muslimah di Pakistan atau kawasan Timur Tengah. Warna niqab sendiri saat ini juga mengikuti tren, salah satunya pastel menurut Diana Nurliana, pemilik lini busana muslim, Taqiya.

Lisa mengatakan, hijab model sederhana ini cocok untuk berbagai busana, casual hingga formal termasuk seragam kerja para Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Justru desain seragamnya yang mesti harus diubah konsepnya. Seragam ASN terlalu formal," kata dia.

Menurut dia, seragam ASN model PDL atau PDH sudah tak zaman dan sebaiknya bisa mengusung konsep casual tanpa mengurangi makna spirit seragam itu.

"Usulan modelnya seperti seragam Trans TV atau Net TV. Konsep seragamnya membuat karyawan bangga memakainya, modis dan stylish tanpa mengurangi keprofesionalan dalam bekerja," ujar Lisa.

Baca juga: Ulama: Cadar dan cingkrang tidak ada hubungan dengan radikalisme

Baca juga: Presiden tanggapi rencana pengaturan cadar dan celana cingkrang

Baca juga: Chevron luncurkan hijab khusus lindungi pegawai perempuan

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019