Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menekankan pentingnya pelibatan aktif masyarakat dalam membangun kesiapsiagaan dan mitigasi bencana.

Hal itu disampaikan  Doni dalam keterangan tertulis diterima ANTARA, Sabtu saat memberi pengarahan kepada siswa calon komandan distrik militer (Dandim) di Pusat Pendidikan Teritorial (Pusdikter) Cimahi, Jawa Barat.

"Seorang Dandim harus dapat menjadi figur dan inspirator dalam memberikan pengetahuan seputar kebencanaan dan ancaman serta selalu melibatkan masyarakat dalam membangun sistem kesiapsiagaan, mitigasi dan pengurangan risiko agar dapat memberikan manfaat kepada masyarakat," ucapnya.
Baca juga: Bahan ajar kesiapsiagaan bencana tsunami diuji coba di PAUD

Doni menuturkan sangat penting bagi seluruh elemen masyarakat termasuk Dandim dalam mengenal dan memahami ancaman yang ada di sekitar tempat tinggal mereka sehingga bisa bertindak tepat dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana agar dapat mengurangi korban dan kerugian akibat bencana.

Menurut Doni, Dandim menjadi figur yang memimpin pasukan terdepan dalam menolong masyarakat ketika terjadi bencana di daerah tempat masing-masing Dandim ditugaskan sehingga harus dapat mengetahui ancaman bencana dan mencari solusi untuk mengatasi ancaman tersebut.

Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Lilik Kurniawan juga menambahkan bahwa para siswa calon Dandim dapat menggunakan aplikasi InaRisk untuk mencari tahu ancaman yang ada di sekitar tempat mereka bertugas.
Baca juga: LIPI: tingkatkan kesiapsiagaan-tata ruang untuk hindari korban gempa

Dengan demikian, siswa calon Dandim bisa menyadari ancaman bencana yang ada di sekitar mereka dan belajar dalam berpartisipasi untuk membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 3.089 bencana terjadi di seluruh Indonesia mulai dari Januari hingga Oktober 2019.

"Bencana itu menyebabkan 455 orang meninggal dan 109 orang hilang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam konferensi pers di Kantor BNPB Jakarta, Kamis (31/10).

Selain merenggut ratusan nyawa dan puluhan orang hilang, menurut dia, berbagai bencana yang terjadi di Indonesia juga telah menyebabkan 3.273 orang luka-luka, 5.932.700 orang mengungsi, 61.656 unit rumah rusak yang terdiri dari 14.635 rusak berat dan 11.715 rusak sedang serta kerusakan 1.879 fasilitas umum.
Baca juga: Masyarakat Pandeglang diharapkan melek kesiapsiagaan bencana
Baca juga: Meningkatkan pemahaman warga terhadap mitigasi bencana

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019