Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Soetrisno Bachir saat ini mengaku enggan bicara hati nurani karena bisa diasosiasikan dengan nama Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). "Saya sering bicara bahwa dalam berpolitik perlu hati nurani ternyata saya diprotes loh, Pak partai ini PAN bukan Hanura," kata Soetrisno saat bersama Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto berbicara dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu. Sementara Wiranto yang bersebelahan dengan Soetrisno tampak tersenyum mendengar pernyataan tersebut. Dalam diskusi itu Wiranto seperti biasa menyampaikan perlunya para pemimpin bangsa memiliki hati nurani untuk mensejahterakan rakyat. "Namun hati nurani bukan hanya milik Partai Hanura. Semua orang pada prinsipnya punya hati nurani," kata Wiranto sambil tertawa. Soetrisno pada acara itu tidak keberatan atas anggapan berbagai kalangan yang menyebut PAN sebagai "partai artis nasional" lantaran sejumlah artis bergabung ke partai itu dan menjadi calon anggota legislatif (caleg) DPR seperti Ikang Fawzi, Wulan Guritno, Marini Zumarnis, Eko Patrio, Derry Drajat, Adrian Maulana dan Mandra. "Nggak apa-apa, ada juga yang menyebut partai anak nahdliyin (anggota Nahdlatul Ulama). Artis juga manusia dan sah-sah saja berpolitik," katanya. Ia mengatakan, artis yang menjadi caleg dari PAN telah melalui seleksi terlebih dahulu berdasarkan penjaringan dan penyaringan. Ia menyebut cukup banyak artis yang berminat tetapi setelah dijaring dan disaring hanya ada sekitar 18 nama. Di sisi lain Sekjen DPP PDIP Pramono Anung menyatakan, tak ingin terjebak oleh popularitas artis untuk pencalonan anggota legislatif. Pramono mencontohkan pembawa acara Sony Tulung dicalonkan menjadi anggota legislatif dari PDIP karena yang bersangkutan merupakan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), salah satu organisasi kemasyarakatan yang sebagian anggotanya menyalurkan aspirasi politik ke PDIP. Pramono mengkhawatirkan bangsa ini ke depan lantaran ada pedangdut yang mencalonkan diri menjadi salah satu wakil kepala daerah di Banten. "Ada kesedihan mendalam atas apa yang terjadi ini," katanya. Ia menyatakan bahwa PDIP tak ingin terjebak pada pencitraan seseorang berdasarkan popularitas melainkan harus tetap memiliki karakter kuat untuk memimpin. Soetrisno sempat menyentil Pramono dengan caleg PDIP lain yang juga dari kalangan artis seperti Rieke Diah Pitaloka, Dedy "Mi`ing" Gumelar, dan Edo Kondolongit tetapi Pramono hanya tersenyum dalam menanggapi hal itu. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008