Surabaya (ANTARA News) - Mr X atau jenazah ke-10 korban pembunuhan Verry Idham Heryansah alias Ryan di Jombang, ternyata Asrori alias Aldo, warga Kalasemanding, Kecamatan Perak, Jombang, Jatim yang selama ini diyakini bukan korban Ryan. Kepastian itu dikemukakan Kepala Satuan (Kasat) Pidana Umum (Pidum) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur AKBP Susanto dalam konferensi pers di Mapolda Jatim, Rabu petang. "Kami meyakini hal itu setelah kami menerima hasil uji sampel darah milik orang tua korban yakni pasangan Jalal dan Dewi dari Laboratorium DNA Bidang Kedokteran Kepolisian dan Pusat Kedokteran Kesehatan Mabes Polri pada Rabu (27/8) sore," katanya. Didampingi Kasubbid Publikasi Humas Polda Jatim AKBP Suhartoyo, ia mengatakan hasil uji DNA terhadap sampel darah pasangan Jalal-Dewi yang dikirim pada 22 Agustus lalu, ternyata identik dengan Asrori, sehingga identitas Mr X akhirnya terkuak. "Hasil uji DNA itu membuktikan mayat yang ditemukan polisi di kebun tebu bukan Asrori," katanya. Artinya, polisi telah salah tangkap dalam kasus pembunuhan Asrori, karena Kepolisian Resort (Polres) Jombang selama ini telah menetapkan dua tersangka pembunuhan Asrori yakni Imam Hambali Alias Kemat dan Devid Eko Priyanto. Saat itu, polisi meyakini bahwa Kemat dan Devid adalah pembunuh mayat yang ditemukan polisi di sebuah kebun tebu di Desa/Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang pada 29 September 2007. Mayat yang telah rusak itu diyakini sebagai Asrori. Oleh karena itu, Pengadilan Negeri (PN) Jombang akhirnya menjatuhkan vonis 17 tahun dan 12 tahun penjara kepada keduanya dalam sidang pada 8 Mei 2008. "Ketika itu, mayat di kebun tebu dianggap Asrori, karena hasil identifikasi yang dilakukan ayah, ibu, dan kakak Asrori sendiri yang mendasarkan pada bekas luka tersengat knalpot di kaki mayat, giginya gingsul, kesamaan rambut, dan kesamaan kuku, sedang identifikasi sidik jari tidak dapat dilakukan karena kondisi jenazah yang rusak," katanya. Namun, Ryan saat dibesuk ibunya, Ny Kasiyatun dan kakaknya Mulyo Wasis, di ruang tahanan Polda Metro Jaya pada 17 Agustus lalu, justru mengaku bahwa Asrori adalah korbannya, karena dirinya tersinggung dengan Asrori yang diajak kencan orang yang dinilainya jelek. Pengakuan itu dikonfirmasi polisi dengan menunjukkan foto Asrori dan kendaraan korban. "Waktu kita tunjukkan foto Asrori, Ryan menggeleng," katanya. Namun, hasil uji DNA akhirnya memastikan bahwa Mr X identik dengan sampel darah pasangan Jalal-Dewi, sehingga Mr diyakini sebagai Asrori. Oleh karena itu, kata AKBP Susanto, Bidang Profesi dan Pengaman (Propam) Polda Jatim akan segera membentuk tim untuk mengusut kasus salah tangkap itu, termasuk kemungkinan adanya penyiksaan terhadap Kemat dan Devid agar mengaku sebagai pembunuh Asrori. "Tim akan memeriksa penyidik yang saat itu menangani kasus pembunuhan itu, karena Asrori ternyata bukan dibunuh Kemat dan Devid, melainkan merupakan korban Ryan," katanya. Tim terdiri atas Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam), Bidang Hukum, Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes), dan Direktorat Reserse Kriminal (Reskrim) yang dipimpin Kepala Bidang Propam Polda Jatim Kombes Pol Wanto Sumardi. Terkuaknya Asrori yang selama ini masih misterius akhirnya melengkapi identitas 10 korban pembunuhan di belakang rumah orangtua Ryan di desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, kabupaten Jombang, Jatim yakni Ariel Somba Sitanggang (Jakarta), Vincentius Yudhi Priono (Wonogiri, Jateng), dan Guruh Setio Pramono (Nganjuk, Jatim). Selain itu, Graddy (marga Tambunan, Manado), Agustinus alias Wawan (28), Muhammad Akhsoni alias Soni (29), Zainal Abidin alias Jeki (21), Nanik Hidayati (23) dengan anaknya Silvia Ramadani Putri (3), dan Mr X yang ternyata Asrori asal Jombang. Satu-satunya korban Ryan yang "dihabisi" di Jakarta adalah Heri Santoso yang dimutilasi hingga tujuh potongan di Depok, lalu dibuang di Jl Kebagusan, Jakarta, kemudian kasusnya terungkap pada 12 Juli 2008 dan akhirnya menjalar ke pembunuhan 10 korban di Jombang, Jatim.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008