Pamekasan (ANTARA) - Sebanyak 19 kelompok mengikuti kirab budaya di Pamekasan, Jawa Timur, Minggu yang merupakan salah satu upaya pemerintah kabupaten dalam melestarikan seni budaya tradisional setempat.

"Kegiatan ini juga sebagai wujud komitmen Pemkab Pamekasan untuk mendorong lahirnya karya-karya kreatif dan inovatif dalam bentuk karya seni yang mampu memberikan pencerahan spiritual, intelektual dan sosial, agar dinamisasi pembangunan Pamekasan dapat bergerak mudah untuk mencapai kemandirian," kata Sekda Totok Hartono, membacakan sambutan Bupati Pamekasan Baddrut Tamam.

Selain untuk melestarikan seni budaya tradisional Pamekasan, pergelaran tahunan ini juga dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Ke-489 Kabupaten Pamekasan. Di samping itu, juga dimaksudkan sebagai media pendukung untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Kabupaten Pamekasan.

Totok lebih lanjut menjelaskan, seni budaya merupakan ekspresi kehalusan jiwa dan ketajaman berpikir dalam berbagai fenomena dan realitas kehidupan alam semesta.

Baca juga: Seniman pertahankan Bahasa Madura melalui seni budaya

Internalisasi nilai yang hidup dalam masyarakat dan seluruh jagad raya, menurut dia menjadi sumbangan tersendiri terhadap tatanan kehidupan yang mengalami perkembangan dan perubahan.

Arah dinamika perubahan masyarakat ke depan lanjut mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemkab Pamekasan ini adalah sebuah tatanan kehidupan yang semakin terbuka dalam arus budaya global.

"Karena itu, perlu aktivitas kebudayaan yang mampu menciptakan dan mengawal keterbukaan ke arah masyarakat yang lebih cerdas, rasional, etis, estetis dan berbudaya," ujar Totok.

Konsepsi estetika yang hidup dalam alam bawah sadar manusia ini, lanjut dia, akan menjadi potensi besar untuk menciptakan suasana kehidupan yang damai, santun, manusiawi, dan bermartabat.

Para pelaku seni tak akan mengembangkan daya kreatifnya hingga melahirkan bentuk-bentuk karya yang indah dan agung. Karena itu, tak akan pernah ada kehidupan damai tanpa keindahan dan kehalusan jiwa.

"Potensi konflik antarmanusia akan selalu terbuka dan masif tanpa sentuhan keindahan sebagai esensi kehidupan berkesenian yang telah ditanamkan oleh Allah SWT, dalam jiwa setiap manusia," katanya.

Beragam jenis seni dan budaya lokal Pamekasan ditampilkan dalam kirab budaya kali ini. Mulai jenis seni budaya tradisional hingga yang bernuansa modern.

Salah satunya adalah tari Rondhing, dan tari Dhangge', yakni jenis tari yang menggambar kehidupan masyarakat nelayan di Kabupaten Pamekasan.

Jenis tari ini dengan musik mulut ini, merupakan kesenian asli Pamekasan dan hingga kini masih terpelihara dengan baik.

Jenis seni dan budaya tradisional lainnya yang juga ditampilkan dalam acara kirab budaya kali ini adalah tembang macapat dan pencak silat asal Pamekasan, yakni Pamor, serta musik tradisional Daul.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Pamekasan Ahmad Sjaifuddin mengatakan, kegiatan kegiatan kirab budaya ini juga ikut memeriahkan rangkaian Hari Jadi Kabupaten Pamekasan Ke-489.

Ia menjelaskan, pada perayaan menyambut Hari Jadi Kabupaten Pamekasan kali ini, pemkab menggelar 22 program kegiatan yang akan digelar secara maraton hingga beberapa hari ke depan. Masing-masing sebanyak 15 program selama Oktober 2019, serta sebanyak tujuh program pada edisi November 2019.

Rangkaian program selama Oktober 2019, yakni Pamekasan School Fair, Jambore Pemuda Daerah Tingkat Jatim, Festival Budaya Madura, Mekkasan Matoron Arghe, Gebyar Batik Pamekasan Hebat, East Java Climbing Sportaiment, Madura Eksotic Carnival, Seminar International, Malam Kemilau Madura, Gebyar Kolosal 489 Tari Topeng Gettak, Madura Music Daul Fertival, Pekan Budaya Madura, Pamekasan Drumband Carnival, serta Haul Ronggosukowati.

Sementara pada edisi November 2019, masing-masing Lomba PBB Pasukan 8, Kirab Budaya Madura, Run 13K se Jawa Timur, Sinergitas Trail Adventure, Upacara dan Rapat Paripurna, Pesta Rakyat Pamekasan Hebat, serta Gerak Jalan Tradisional Palapa.

Baca juga: Seni budaya Madura dipentaskan di Hari Jadi Pamekasan

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019