para siswa terpaksa menumpang di tempat lain
Lebak (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lebak hingga kini kekurangan sebanyak 591 ruangan kelas, sehingga proses kegiatan belajar mengajar  menumpang di tempat lain.

"Tapi kita setiap tahun merealisasikan pembangunan gedung SD dan SMP secara bertahap," kata Kepala Disdikbud Kabupaten Lebak Wawan Rustandi di Lebak, Minggu.

Selama ini, jumlah rombongan belajar (rombel) jenjang SD dan SMP di Kabupaten Lebak dibutuhkan ruangan kelas sebanyak 5.577 unit.

Namun, kenyataannya ruangan kelas yang ada sebanyak 4.986 unit, sehingga kekuranganya mencapai 591 unit, katanya.

Menurut dia, kekurangan ruangan kelas tersebut, akan berdampak terhadap mutu dan kualitas pendidikan.

Sebab, anak-anak belajar jika di tempat yang tidak layak dipastikan proses pembelajaran tidak maksimal.

Akibatnya, ia mengakui, para siswa yang harus mengikuti kegiatan belajar mengajar terpaksa menumpang di tempat lain, seperti di SDN 2 Pasirkupa Kecamatan Kalanganyar yang menumpang di gedung Madrasah Diniayah Awaliyah (MDA) yang lokasinya berdekatan dengan sekolah setempat.

Namun demikian, ujar dia, pemerintah Kabupaten Lebak cukup memperhatikan pembangunan gedung sarana dan prasarana sekolah dengan membangun sekolah secara bertahap.

Kekurangan kelas tersebut, kata dia, karena kepemilikan lahan sekolah relatif terbatas untuk dibangun banyak kelas.

Baca juga: 200 SD dan SMP di Lebak tanpa kepala sekolah



Selain itu juga anggaran alokasi pembangunan untuk sekolah dari pemerintah relatif terbatas.

"Kami tahun ini mengalokasikan pembangunan gedung SD dan SMP di atas Rp100 miliar lebih melalui APBD dan APBN," katanya.

Sementara itu, Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) II Aweh Kabupaten Lebak Nining mengatakan bahwa sekolahnya mengalami kekurangan dua unit ruangan kelas dengan jumlah siswa 250 anak.

Karena itu, pihaknya berharap jumlah rombongan belajar sebanyak enam ruangan kelas tersebut dapat terpenuhi.

Akibat kekurangan kelas itu, maka sekolah menerapkan proses belajar  pagi dan siang hari, meski pembelajaran sore hari dinilai kurang efektif.

Bahkan, kepala sekolah dan guru di sini juga menempati ruangan perpustakaan sekolah sebagai kantor akibat kekurangan sarana gedung tersebut, ujarnya.

"Kami sudah melaporkan kekurangan ruangan kelas itu kepada Disdikbud setempat agar dibangun dua ruangan kelas," ujarnya.


 Baca juga: Dana BOS belum cair, sekolah terpaksa berutang

 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019