Lebak (ANTARA News) - Kelangkaan minyak tanah di Kabupaten Lebak, sejak tiga pekan terakhir semakin meluas hingga ke pelosok terpencil di sejumlah kecamatan. Bahkan, di Kecamatan Muncang, Sobang, Leuwidamar dan Bojongmanik harganya hingga tembus Rp7.000 per liter. "Sampai saat ini kami belum memperoleh minyak tanah dari agen pangkalan resmi atau pengecer," kata Ny Saodah (50) warga Desa Muncang, Kecamatan Muncang, Kamis. Menurut dia, jika terdapat minyak tanah di tingkat pengecer harganya melonjak mencapai Rp7.000 per liter. Padahal, sebelumnya harga minyak tanah di pengecer hanya Rp3.500 per liter. Kelangkaan minyak tanah ini, menurutnya, selama ini untuk keperluan memasak sehari-hari warga terpaksa menggunakan kayu bakar. "Saya sendiri sudah empat hari ini menggunakan kayu bakar," ujarnya. Ny Ros (35) warga Bojongmanik, Kabupaten Lebak, menyatakan, saat ini pasokan minyak tanah di wilayahnya terjadi kelangkaan sehingga warga terpaksa beralih ke kayu bakar. Dia menjelaskan, saat ini selama seminggu hanya satu kali mendapatkan pasokan minyak tanah dari Pertamina Tanjung Geram, Merak. "Karena itu, hingga saat ini kami belum juga menemukan minyak tanah di pengecer atau agen pangkalan," katanya. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Kabupaten Lebak, H Ade Nurohmat, mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan penambahan kuota pasokan minyak tanah ke depot Pertamina Tanjung Geram, Merak. Akan tetapi, hingga kini PT Pertamina belum juga merealisasikannya, sehingga warga merasa kesulitan untuk mendapatkan minyak tanah. Apalagi, saat ini permintaan minyak tanah sangat tinggi menjelang bulan suci Ramadhan. "Saya berharap pada bulan Ramadhan nanti tidak terjadi kelangkaan minyak tanah," ujar Ade Nurohmat.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008