Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada awal pekan menguat dipengaruhi sentimen global.

Rupiah ditutup menguat 25 poin atau 0,18 persen menjadi Rp14.014 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.039 per dolar AS.

"Penguatan rupiah memang karena banyak sentimen dari global. USD melemah terhadap mata uang lainnya," kata analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Senin.

Ia menuturkan, diturunkannya suku bunga acuan oleh The Fed memang sudah diantisipasi oleh pasar.

Namun, sinyal dari The Fed yang menyatakan akan menghentikan kebijakan moneter longgar di luar ekspektasi investor.

"The Fed sinyalnya akan "stop" menurunkan suku bunga, sedangkan market masih "expect" satu kali "cut" lagi tahun depan," ujar Rully.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.002 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.998 per dolar AS hingga Rp14.016 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.002 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.066 per dolar AS.



Baca juga: Rupiah awal pekan berpotensi melemah, ini penyebabnya
Baca juga: Rupiah Senin pagi menguat 39 poin, tembus Rp14.000
Baca juga: Rupiah akhir pekan menguat pasca rilis data inflasi

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019