keahlian dan kemampuan para peneliti harus terus disempurnakan karena memiliki kontribusi yang tidak kecil kepada Kementerian PUPR secara organisasi harus dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendorong para peneliti dan profesor di lingkungan Kementerian PUPR agar penelitian dan inovasi dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

"Kepada para profesor dan peneliti jangan hanya bangga telah menemukan atau menginisiasi satu ide inovasi, kalau hal itu belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Tujuan penelitian bukan hanya untuk mencapai gelar profesor, derajat tertinggi dari keilmuan, namun justru harus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Tanpa itu nilainya masih belum sempurna," ujar Menteri Basuki di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan bahwa keahlian dan kemampuan para peneliti harus terus disempurnakan karena memiliki kontribusi yang tidak kecil kepada Kementerian PUPR secara organisasi harus dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

"Kalau saya sering menyampaikan di Kementerian PUPR, pejabat struktural itu casingnya sedangkan prosesornya adalah para pejabat fungsional termasuk peneliti di Kementerian PUPR. Jadi tidak main-main. Ke depan para pejabat fungsional dan peneliti harus menjadi motor penggerak dari organisasi termasuk di Kementerian PUPR," katanya saat menghadiri acara pengukuhan profesor riset di lingkungan Kementerian PUPR.

Baca juga: Dewan Riset sudah kembangkan sistem riset terintegrasi

Kebetulan dalam lima tahun mendatang, Kementerian PUPR memang memiliki program yang berfokus pada peningkatan sumber daya manusia.

Dengan demikian, menurut Menteri PUPR, keberadaan Kementerian PUPR bermanfaat bagi masyarakat termasuk profesor riset dan peneliti harus bisa memberikan manfaat kepada masyarakat luas.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menghadiri pengukuhan profesor riset bidang teknologi pantai dan pelabuhan yakni Dede Maraolhuda Sulaiman pada Selasa (5/11).

Dalam orasinya Profesor Dede menyampaikan bahwa teknologi pemecah gelombang ambang rendah atau Pegar merupakan salah satu upaya proaktif dengan biaya terjangkau dalam melakukan restorasi pantai secara cepat sekaligus melindungi pantai dari ancaman abrasi.

Menurut Menteri Basuki, teknologi Pegar memiliki banyak manfaat bagi infrastruktur yang berlokasi di tepi pantai dengan tidak mengganggu panorama pantai sekaligus dapat menciptakan reklamasi ilmiah.
Baca juga: Menteri PUPR targetkan penyerapan anggaran Rp20 triliun dalam sebulan

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019