Jika PBV lebih dari 1,7x, dapat dikatakan saham BNLI terlalu mahal atau overprice
Jakarta (ANTARA) - Pengamat manajemen menyatakan, penetapan harga saham yang terlalu tinggi dapat membuat Bank Permata (BNLI), yang akan diakuisisi, tidak menarik bagi calon investor.

Equity Fund Manager PT Majoris Asset Managemen, Halimas Tansil menuturkan bahwa saat ini harga saham BNLI jika mengacu pada PBV masih dalam batas normal, yakni dengan rentang PBV 1,55-1,7x. PBV (Price Book Value) adalah penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan.

"Mungkin secara historis, kira-kira PBV 1,7x. Kalau pun deal, 1,7x itu harga yang bisa diterima pasar," ujar Halimas melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Namun, tambahnya, jika PBV lebih dari 1,7x, dapat dikatakan saham BNLI terlalu mahal atau overprice.

"Saya pikir rentangnya di antara 1,5 sampai 1,7x. Kalau lebih dari itu, jika tak ada yang spesial, saya pikir terlalu mahal," katanya.

Baca juga: Bank Permata raup pertumbuhan laba bersih 121 persen kuartal III

Halimas menuturkan bahwa pembelian saham BNLI masih tarik ulur karena ketidakcocokan harga. Hal itu pernah terjadi pada Bank Mandiri yang pernah berminat membelinya beberapa bulan lalu namun batal, bisa jadi karena harga yang terlalu mahal.

Itu artinya, kedua pemegang saham pengendali, yakni Standard Chartered dan Astra International (ASII), sepertinya harus hati-hati dalam menetapkan harga.

Harga yang terlalu mahal bisa membuat Bank Permata tidak lagi menarik, apalagi performa Bank Permata sejauh ini belum stabil.

Bank Permata pernah mengalami kredit bermasalah. Pada akhir 2016, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) mencapai 8,8 persen dengan kerugian Rp6,48 triliun. Meski pada 2017 laba Bank Permata naik menjadi Rp748 miliar dan mulai merangkak jadi Rp901 miliar pada tahun berikutnya.

"Iya, sudah hampir setahun tapi tidak jadi-jadi. So far yang mundur ngomongnya harganya tidak cocok. Saya tidak tahu bagaimana persisnya pembicaraan mereka, tapi selalu tidak cocoknya di harga," ujar Halimas.

Baca juga: LPEI dan Bank Permata kerja sama penjaminan kredit ekspor

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019