Jakarta (ANTARA News) - Koperasi karyawan dari berbagai perusahaan swasta, BUMN hingga pegawai negeri masih mendominasi dalam jajaran 100 koperasi terbesar versi majalah PIP Pusat Informasi Perkoperasian), mengalahkan koperasi kredit, koperasi produsen dan koperasi pasar. Hasil rating koperasi terbesar di DKI Jakarta itu diumumkan di Jakarta, Sabtu oleh Pemimpin majalah PIP, Irsyad Muchtar. Koperasi Indosat terpilih sebagai koperasi terbesar dengan total omset mencapai Rp458,99 miliar, dan asetnya Rp193,61 miliar. Koperasi beranggotakan 4.200 orang itu mampu mengalahkan koperasi karyawan BUMN lainnya seperti Koperasi Karyawan Garuda. Dari daftar 100 koperasi tersebut, ada 54 Kopkar yang masuk dalam daftar tersebut. Urutan kedua diikuti oleh koperasi kredit dan simpan pinjam sebanyak 19 koperasi, koperasi pasar 18, dua koperasi produsen yaitu Primer Koperasi Tahu Tempe (Primkopti) Jakarta Selatan dan Koperasi Mina Pantura Jaya, dan sisanya merupakan koperasi serba usaha. Menurut Irsyad, kriteria sebagai koperasi terbesar berdasarkan dari besaran omset dan aset koperasi tersebut. Koperasi yang dinilai juga dibatasi hanya koperasi primer. Meski Kopkar tercatat mampu mendominasi dalam daftar tersebut, posisi mereka dalam 10 besar masih bisa tersaingi oleh Koperasi Simpan Pinjam Kodanua dan Koperasi Keluarga Guru Jakarta yang usahanya meliputi simpan pinjam, SPBU, wartel, perdagangan dan agrobisnis. Kedua koperasi tersebut berhasil menyodok di posisi kedua dan kelima. KSP Kodanua menjadi koperasi terbesar kedua dengan omset mencapai Rp222,966 miliar, sementara asetnya Rp65,8 miliar. Koperasi yang usahanya hanya di bidang simpan pinjam ini mempunyai 1.588 anggota dan 15.902 calon anggota. Kodanua juga mampu menyaingi Primer Koperasi Angkatan Udara yang berada di urutan ketiga, dan Koperasi Astra Internastional yang ada di urutan empat. Sementara Koperasi Keluarga Guru Jakarta yang berada di urutan lima mampu mengungguli kopkar BUMN dan perusahaan besar lainnya, seperti Primer Koperasi Polisi (urutan 6), Koperasi Pegawai Bulog (urutan 7), Koperasi Pegawai Peruri (urutan 8) dan Koperasi Karyawan Sosro (urutan 9). Irsyad mengatakan, rating terhadap koperasi ini merupakan yang pertama kali diadakan. Majalah tersebut bertekad pada tahun depan akan membuat rating bagi seluruh koperasi Indonesia. Dari 100 koperasi yang masuk rangking, total volume usahanya mencapai Rp2,3 triliun dengan total aset Rp2,28 triliun. Dari hasil rating itu juga terlihat perbedaan signifikan terhadap besaran omset dari rangking pertama yang mencapai Rp458,99 miliar dibandingkan dengan urutan paling bawah yang omsetnya hanya Rp1,575 miliar yang diduduki oleh koperasi Dekade Tiga. Proses rating terhadap koperasi, menurut dia, memakan waktu lama sekitar enam bulan. Kesulitan terbesar adalah pencarian data. "Ini berbeda dengan rating perbankan yang datanya mudah diperoleh, karena adanya laporan keuangan yang wajib dibuat dan bisa diperoleh mudah," katanya. Kondisi itu memaksa PIP untuk melakukan pencarian data secara gerilya, dengan mendatangi hampir setiap koperasi. "Ini bukan pekerjaan mudah. Banyak pengurus koperasi yang alergi terhadap publikasi," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008