56 desa dan kelurahan di Magetan masuk kategori endemis demam berdarah
Magetan (ANTARA) - Jumlah penderita penyakit demam berdarah di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur selama tahun 2019 naik drastis bahkan mencapai tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Magetan Didik Setyo Margono di Magetan, Selasa mengungkap, jumlah penderita demam berdarah selama bulan Januari hingga Oktober 2019 telah mencapai 481 orang atau naik hingga mencapai tiga kali lipat dari kasus demam berdarah tahun 2018 yang hanya 156 penderita.

"Jumlah penderita demam berdarah tersebut masih akan naik. Terlebih, hasil pengamatan menyebutkan setiap tiga tahun sekali, biasanya ada ledakan jumlah pasien," ujar Didik kepada wartawan.

Baca juga: Kemenkes catat 110.921 kasus DBD hingga Oktober 2019
Baca juga: Nyamuk penyebab demam berdarah kini juga menyerang saat sore hari


Ledakan itu, lanjut Didik, diperkirakan terjadi mulai kurun Desember-Januari tahun depan. Dampak gigitan nyamuk "aedes aegypti" itu menjadi siklus tahunan yang sulit terhindarkan.

"Peningkatan biasanya terjadi di daerah endemis. Sesuai data, sebanyak 56 desa dan kelurahan di Magetan masuk kategori endemis demam berdarah," kata dia.

Sedangkan, sebanyak 154 desa dan kelurahan lainnya masuk kategori daerah sporadis. Untuk itu, Dinkes terus melakukan upaya agar jumlah kasusnya dapat ditekan.

Menghadapi musim penghujan yang akan datang sebentar lagi, Dinkes Magetan akan menggelar larvasidasi. Yakni, pemberian serbuk abate untuk membunuh jentik nyamuk.

Baca juga: Waspadai penyakit DBD di Sulut, sebut Kadinkes
Baca juga: Dinkes Cianjur catat jumlah pasien DBD bertambah


Sisi lain, ia menjelaskan, penyuluhan 3M plus dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus dilakukan karena langkah itu terbukti membuahkan hasil.

Selain itu, pihaknya juga mempersiapkan fogging atau pengasapan saat ada laporan warga yang positif terkena DBD untuk mencegah penyebaran nyamuk pembawa virus demam berdarah ke warga lainnya.

Dinkes juga sudah berkirim surat ke masing-masing kecamatan, desa, dan kelurahan untuk mengantisipasi musim penghujan. Puskesmas juga diminta berperan aktif ke lapangan untuk memantau kondisi di lingkungan kerjanya.

"Sudah kami lakukan beberapa pekan lalu. Kami harapkan surat itu segera ditindaklanjuti. Masyarakat juga harus hidup bersih dan sehat untuk mencegah DB," katanya.

Baca juga: Warga Rawasari terima 1000 ikan cupang cegah DBD
Baca juga: Puluhan warga tiga desa Bojongpicung terjangkit DBD

  

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019