Jakarta (ANTARA News)- PT Jasa Sarana menyatakan siap menggarap proyek panas bumi menyusul terpilihnya BUMD Jawa Barat itu sebagai penawar terbaik dalam tender baru-baru ini. "Kami akan menjajaki sumber pendanaan potensial guna membiayai investasi yang bernilai total Rp2,1 triliun ini," kata Dirut Jasa Sarana, Soko Sandi Buwono, di Jakarta, Minggu, Keikutsertaan Jasa Sarana dalam tender panas bumi adalah untuk memanfaatkan peluang dan potensi panas bumi yang cukup besar di Indonesia, khususnya Jawa Barat. "Potensi panas bumi di Jawa Barat mencapai 22 persen dari keseluruhan potensi nasional," katanya. Ia berjanji, Jasa Sarana siap menghasilkan energi listrik bersumber panas bumi sebesar 80 MW dari dua lokasi tersebut. Selain panas bumi, Jasa Sarana juga menggarap jalan tol Bogor Ring Road, mengembangkan telematika, mengelola sumur marjinal dan mengolah limbah medis. Pada 19 Agustus 2008, Dinas Pertambangan dan Energi Jawa Barat mengumumkan Jasa Sarana menjadi penawar terbaik dalam tender di dua wilayah kerja pertambangan (WKP) panas bumi. Kedua WKP adalah Gunung Tampomas bekerja sama dengan PT Wijaya Karya Tbk (Wika) dan PT Resources Jaya Teknik Management Indonesia, serta WKP Cisolok-Sukarame bersama mitra PT Rekayasa Industri. Selain kedua WKP itu, turut pula diumumkan penawar terbaik di WKP Tangkuban Perahu yang diraih perusahaan patungan PT Indonesia Power dan PT Raser asal AS. Penetapan pemenang melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat dan penandatangan kontrak akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Para pemenang tender mendapat hak konsesi pengelolaan panas bumi selama 35 tahun termasuk lima tahun buat kegiatan eksplorasi hingga eksploitasi. Perusahaan juga diwajibkan menyetor royalti 2,5 persen dari hasil penjualan listriknya yang 80 persen untuk daerah dan sisanya 20 persen untuk pemerintah pusat. Data Departemen ESDM, potensi panas bumi di Indonesia mencapai 27.140 MW yang terdiri dari sumber daya 14.080 MW dan cadangan 13.060 MW. Namun, kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi yang ada saat ini hanya sekitar 900 MW. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008