Surabaya (ANTARA) - Petrokimia Gresik menggencarkan kampanye pemupukan berimbang jelang musim tanam Oktober-Maret 2019-2020, karena adanya kecendrungan petani menggunakan pupuk bersubsidi secara berlebih.

Direkur Pemasaran Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih di Gresik, Rabu mengatakan pemupukan berimbang perlu dilakukan karena terbatasnya pupuk bersubsidi secara nasional.

"Adapun pemupukan berimbang yang direkomendasikan Petrokimia adalah 5:3:2, yaitu 500 kg pupuk organik Petroganik, 300 kg pupuk NPK Phonska Plus, dan 200 kg pupuk Urea untuk setiap satu hektare lahan padi," katanya.

Selain itu,  juga perlu dilakukan pembenah tanah Kapur Pertanian 1-2 ton per hektare untuk meningkatkan pH tanah, dan formulasi pemupukan ini sudah teruji paling efisien dan hasilnya optimal.

"Kami berharap melalui pemupukan berimbang yang kami sarankan, petani akan melihat langsung hasilnya," katanya.

Petrokimia juga mendorong pemanfaatan pupuk NPK untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, khususnya pupuk NPK Phonska Plus, yaitu produk pupuk non-subsidi retail kemasan 25 kg.

"Selain memenuhi unsur hara penting seperti Nitrogen, Phospor, Kalium, dan Sulfur, Phonska Plus juga mengandung unsur hara Zink. Ini adalah unsur hara mikro yang tidak ada pada NPK Phonska bersubsidi," kata Digna, menjelaskan.

Penambahan kandungan Zink pada Phonska Plus didasari temuan International Fertilizer Association (IFA) yang menyebutkan bahwa kondisi tanah di Indonesia mengalami defisiensi Zink yang cukup parah.

"Jadi Phonska Plus ini merupakan solusi atas permasalahan tanah Indonesia yang kami tawarkan kepada petani. Selain dapat meningkatkan produktivitas, penggunaan NPK Phonska Plus juga dapat mengembalikan unsur hara Zink yang kandungannya sudah sangat minim saat ini,” jelas Digna.

NPK Phonska Plus juga menjadi alternatif pupuk NPK bersubsidi, mengingat alokasi pupuk bersubsidi pada tahun 2019 lebih sedikit dibanding tahun 2018.

 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019