Phnom Penh, Kamboja (ANTARA) - Pendiri partai oposisi Kamboja yang hidup di pengasingan, Sam Rainsy, pada Rabu mengatakan ia akan pulang ke negerinya pada Sabtu untuk menghadapi penangkapan setelah penindasan massal terhadap kalangan pegiat oposisi  berlangsung di negara itu. 

Sementara itu, juga terjadi penangkapan para anggota partainya, yang kini dilarang oleh pemerintah Malaysya.

"Saya akan berangkat dari Paris pada Kamis, 7 November. Saya akan tiba di Bangkok pada Jumat, 8 November, untuk bersiap memasuki #Kamboja pada Sabtu, 9 November," kata Rainsy dalam cuitan yang disertai gambar tiket pesawatnya.

Namun, ia tampaknya akan ditahan di Thailand, yang belum lama ini menolak masuk wakil presiden Partai Penyelamatan Nasional Kamboja terlarang ketika ia terbang ke bandar udara internasional utama di Bangkok.

Rainsy terbang ke Paris empat tahun lalu setelah putusan muncul karena pelanggaran pidana fitnah dan pencemaran nama baik. Berdasarkan putusan tersebut, ia diperintahkan membayar ganti rugi satu juta dolar AS (sekitar Rp14 miliar). Ia juga menghadapi ancaman hukuman lima-tahun penjara dalam satu kasus terpisah.

Sumber: Reuters

Baca juga: Malaysia tahan dua pembangkang Kamboja dalam perjalanan ke Thailand

Baca juga: Siprus akan selidiki kewarganegaraan Eropa keluarga PM Kamboja

Baca juga: Pimpinan ideologi Khmer Merah tutup usia dalam umur 93

 

Kunjungi PT Inka, Delegasi Kamboja kagumi kereta buatan Indonesia

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019