Ankara (ANTARA) - Kebijakan pengungsi Turki menjadi contoh buat dunia, kata Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu pada Selasa (5/11).

Ketika berbicara dengan lembaga penyiaran swasta Tvnet, Soylu mengatakan 371.000 migran iregular telah ditangkap di Turki sejak Januari.

"Jerman menyatakan, 'Kami telah mencapai keberhasilan besar' jika negara itu memulangkan 35 warga Afghanistan per pekan. Jumlah warga Afghanistan yang telah Turki pulangkan sejauh ini mencapai 60.000," kata Soylu, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu. Ia menambahkan Turki telah mengirim 90.000-95.000 migran iregular kembali ke negeri asal mereka sampai akhir tahun.

Soylu mengatakan migran iregular datang ke Istanbul akibat keperluan pekerjaan dan sejak awal tahun, sebanyak 100.000 orang Suriah dikirim dari Istanbul ke kota besar tempat mereka terdaftar dan tempat keluarga mereka tinggal.
Baca juga: Erdogan: Turki tak lagi mampu tangani migran dari Suriah
Baca juga: Anadolu: Kapal migran tenggelam di Turki barat telan 8 korban

Ia juga menyatakan banyak 92.500 migran iregular dari berbagai negara ditangkap di negeri tersebut dan sepertiga dari mereka dipulangkan ke negara asal mereka sementara yang lain diserahkan ke pusat pemulangan.

Ia mengatakan jumlah migran iregular yang mengajukan permohonan kerja telah naik jadi 8.000 dari 2.500 per bulan.

Turki telah menjadi persinggahan titip penting buat migran iregular yang bermaksud menyeberang ke Eropa untuk memulai hidup baru, termasuk mereka yang menyelamatkan diri dari perang dan penghukuman.
Baca juga: UE-Turki tandatangani kesepakatan cegah aliran migran
Pada 2018, 268.000 migran iregular ditahan di Turki, kata Kementerian Dalam Negeri.

Sebanyak 336.707 migran iregular telah ditahan sepanjang tahun ini, kata Soylu.

Sumber: Anadolu.
Baca juga: PBB: 94.000 orang Suriah telah pulang ke rumah mereka
Baca juga: Keluarga Kurdi mengungsi ke perbatasan Suriah-Irak hindari perang
Baca juga: Pejabat: EU-Turki terus bantu pengungsi Suriah

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019