Jambi (ANTARA) - Pemerintah Kota Jambi segera meluncurkan satu aplikasi terkait ibu hamil yakni Sistem Informasi dan Komunikai Obstetri (Sikomo).

"Tujuan utama aplikasi ini dirancang agar persalinan ibu hamil dapat terpantau, dan ibu yang meninggal karena melahirkan dapat terpantau melalui aplikasi ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Ida Yuliati di Jambi, Rabu.

Aplikasi tersebut merupakan solusi untuk mengetahui penyebab kematian ibu hamil di kota itu. Pasalnya, tingkat kasus kematian ibu hamil masih tergolong tinggi. Berdasarkan catatan dinas kesehatan kota itu, setidaknya ada 5 kasus ibu hamil meninggal setiap tahunnya di kota itu.
Baca juga: Kenali tanda-tanda bahaya pada kehamilan
Baca juga: Ini hal yang sering dilupakan ibu hamil saat akan melahirkan


Dinas kesehatan kota itu akan melakukan "mapping" atau pemetaan terhadap Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya, baik negeri dan swasta di kota itu. Pihaknya akan meminta laporan setiap fasilitas kesehatan yang ada di Kota Jambi.

“Nantinya setiap klinik, puskesmas, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya bisa melaporkan permasalahan terkait ibu hamil di aplikasi itu, sehingga datanya terpantau" kata Ida Yuliati.

Menurut Ida Yuliati, faktor penyebab kematian ibu hamil diantaranya adalah ada yang tidak melapor, kepatuhan masyarakat yang kurang, serta kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hal tersebut. Selain itu juga ada faktor pendarahan karena hipertensi, eklamasi atau kaki bengkak.

Jika pada saat kehamilan sudah rutin mendatangi pelayanan kesetahan, maka sudah bisa dideteksi dan ditangani jika terjadi suatu masalah. Terkadang pengetahuan masyarakat dan juga lambatnya pengambilan keputusan membuat hal-hal yang tidak di inginkan dalam persalinan terjadi.
Baca juga: Penjual sayur di Banyuwangi bantu "buru" ibu hamil berisiko tinggi

"Melalui aplikasi ini mudah-mudahan bisa membantu menurunkan angka kematian ibu hamil di Kota Jambi, kita harapkan semua melaporkan melalui aplikasi ini, karena selama ini banyak pelayanan kesehatan yang tidak melaporkan,” katanya.

Selain itu juga, dirinya menyebutkan akan membetuk tim Kepo di tiap kecamatan. Tm Kepo tersebut akan memberikan informasi. Jika ibu hamil tidak memiliki jaminan, maka akan diberikan jampersal. Selain itu juga, nantinya akan ada ambulan kedaruratan 119, yang juga akan terkoneksi kepada ibu hamil.

“Ibu hamil itu nantinya kalau melaporkan akan diberi pelayanan yang memuaskan, kita jemput juga, selanjutnya kalau sudah melahirkan akan kita laporkan ke Dukcapil melalui aplikasi Sikomo,” kata Ida.

Melalui aplikasi tersebut pemerintah kota itu berharap dapat meminimalisir angka kematian ibu hamil.
Baca juga: Pakar ingatkan cadangan gizi ibu harus terpenuhi sejak sebelum hamil

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019