Kota Pekanbaru (ANTARA) - Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo,Sp.OG (K) mengatakan BKKBN sepakat berkolaborasi dengan Pemrov Riau membuat terobosan program cepat dalam menekan angka kematian ibu melahirkan yang masih tinggi di daerah setempat.

"Ya BKKBN sudah MoU dengan Gubernur Riau Syamsuar, untuk memetakan jumlah ibu-ibu hamil di daerah ini yang selanjutnya para bumil itu akan selalu diingatkan kapan memeriksakan atau mengontrol kehamilannya, kapan melahirkan serta dan memetakan bumil berisiko tinggi," kata Hasto Wardoyo kepada wartawan di Pekanbaru, Rabu.

Menurut Hasto Wardoyo, program ini merupakan bagian dari upaya untuk menekan kasus kematian ibu hamil melahirkan dan dinilai efektif bisa mengurangi kasus yang sama seperti itu misalnya dari 5.600 ibu-ibu hamil disuatu daerah yang telah menerapkan sistem ini yang dulunya dari 16, 17 jumlah kematian ibu melahirkan itu justru bisa menjadi dua orang saja.
Baca juga: Akademisi : 40 persen kematian ibu usai melahirkan di Aceh

Program ini, katanya lagi, tentunya menyenangkan rakyat dan tanpa mengeluarkan biaya besar justru bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta mereka menjadi puas.

"Jadi melalui sistem insformasi spasial ini, maka seluruh ibu-ibu hamil akan terdeteksi kondisi mereka dan tentunya kana mendpaatklan penanganan yang cepat tepat dan berkualitas dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu-ibu hamil," katanya.

Pada kesempatan itu, ia juga mengatakan adanya dukungan Gubernur Riau untuk menambah jumlah tenaga penyuluh KB atau PLKB di daerah ini akna menjadi 1 PLKB untuk 3 desa yang dulunya tercatat 1 PLKB menangani 10 desa dinilai tidak efektif itu.
Baca juga: Kematian ibu melahirkan di Majene meningkat
Baca juga: Tangerang luncurkan "Sijari Emas" antisipasi kematian melahirkan


Kebijakan ini katanya lagi, bagian dari percepatan mendukung kegiatan sosialisasi dan KIE BKKBN yang dilakukan PLKB. Namun demikian personal PLKB juga harus terus meningkatkan kualitas dirinya menguasai tekhnologi, dan terus rajin membaca buku-buku dan belajar bagaimana menghadapi peserta KB dengan watak dan sikap yang berbeda-beda itu melalui ilmu membaca mimik wajah orang.

"Banyak cara untuk merayu dan memuji calon peserta KB, berikan tegur sapa yang ramah hingga menciptakan empati PLKB pada calon PUS yang akan dijaring menjadi peserta aktif KB itu, sebab kalau PLKB menjadi mereka, nah tentunya PLKB harus ngomong apa?," katanya.

Pada kesempatan berdialog dengan mahasiswa Kedokteran UNRI, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo juga menyarankan mahasiswa kedokteran UNRI agar belajar untuk bisa memasang alkon saat coas, karena BKKBN punya obat dan alkon itu dengan harapan melalui mereka bisa diupayakan bertambahnya akseptor baru.
Baca juga: Kematian ibu melahirkan capai 100 per 100.000 kelahiran

Pewarta: Frislidia
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019