Kami juga ingin menyederhanakan regulasi dan mereformasi birokrasi supaya menaikkan 'competitiveness level' Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross dan delegasinya di Gedung Ali Wardhana Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu.

Menteri Airlangga menjelaskan AS berkepentingan menyelesaikan sejumlah hambatan perdagangan seperti persyaratan kandungan lokal minimum dan berbagai peraturan lain yang dianggap membatasi ruang gerak industri dan bisnis perusahaan AS di nusantara.

"Saya harap kedua negara dapat menggunakan momentum ini untuk semakin memperkuat hubungan serta meningkatkan investasi dan perdagangan dua arah, melalui usaha yang berkelanjutan dan akan membawa keuntungan bagi masing-masing negara," kata Airlangga.

Baca juga: Luhut bertemu Mendag AS tegaskan dunia kini mulai terintegrasi

Dalam peringatan 70 tahun hubungan bilateral dengan Indonesia, AS pun menawarkan partisipasi dalam pembangunan infrastruktur, pekerjaan umum, energi dan sektor lainnya melalui kerja sama dengan pihak swasta dan BUMN.

AS merupakan negara tujuan ekspor nonmigas terbesar bagi Indonesia. Data Kementerian Perdagangan tahun 2018 menunjukkan AS adalah mitra dagang terbesar ketiga bagi Indonesia dengan nilai perdagangan bilateral sebesar 28,6 miliar dolar AS, naik 10,42 persen dari periode sama tahun sebelumnya.

Nilai Investasi Langsung (Foreign Direct Investment/FDI) AS di Indonesia juga menyentuh angka 1,217 juta dolar AS dengan 572 proyek.

Sebaliknya, Indonesia adalah negara tujuan investasi dari para pengusaha AS dalam sektor ekstraktif atau sumber daya mineral, serta menjadi pasar potensial bagi produk-produk AS lainnya.

Untuk memperluas perdagangan bilateral, Airlangga meminta agar pemangku kepentingan saling kolaborasi membangun sebuah roadmap bernilai sekitar 60 miliar dolar AS untuk lima tahun ke depan dengan mengidentifikasi sektor-sektor tertentu, khususnya industri yang menyokong satu sama lain.

Ia menambahkan fokus utama pembangunan Indonesia dalam lima tahun ke depan, yakni memperkuat sumber daya manusia (SDM), melanjutkan pembangunan infrastruktur, menyederhanakan regulasi dan reformasi birokrasi.

"Kami juga ingin menyederhanakan regulasi dan mereformasi birokrasi supaya menaikkan 'competitiveness level' Indonesia," kata Airlangga.

Secretary Ross mengungkapkan, kunjungan ke Asia Tenggara ini sebagai salah satu upaya mendukung sasaran Presiden AS Donald Trump untuk mempercepat kegiatan perdagangan AS di kawasan.

Selain itu juga membuka peluang ekspor yang menciptakan lapangan pekerjaan bagi perusahaan AS, sekaligus memenuhi kebutuhan kawasan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.

Di Departemen Perdagangan, AS berupaya mendorong pertumbuhan sektor swasta di dalam negeri dan seluruh dunia.

"Dengan nilai hampir 2 triliun dolar dalam perdagangan dua arah pada 2018, kami sedang berusaha menumbuhkan kemitraan penting di kawasan Indo-Pasifik seiring perusahaan-perusahaan AS memperluas bisnisnya di sini," kata Secretary Ross.

Pertemuan bilateral ini juga dihadiri Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Achmad S. Dwiwahjono.

Kemudian, Dubes AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan, Kepala Staf Mendag AS Michael Walsh, Direktur Kebijakan Departemen Perdagangan AS Earl Comstock, dan Wakil Direktur Kebijakan & Perencanaan Strategis Departemen Perdagangan AS James Rockas.

Baca juga: Mendag AS temui Presiden Jokowi bahas keringanan bea masuk GSP
Baca juga: Gelar pertemuan dengan Mendag AS, RI janjikan kemudahan investasi

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019