Inilah impian besar kita dalam membangun ketahanan dan sekaligus kemandirian energi.
Jakarta (ANTARA) - Pertamina terus melakukan berbagai terobosan untuk mengupayakan percepatan pembangunan kilang dalam upaya mewujudkan sejarah baru sebagai negara swasembada energi.

Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Roof Refinery (GRR) yang sedang dijalankan Pertamina menjadi kunci dalam membangun tonggak sejarah baru tersebut, sehingga Indonesia mampu memenuhi kebutuhan BBM dari kilang sendiri tanpa ketergantungan dengan impor.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Talullembang di Jakarta, Rabu menyatakan, proyek RDMP dan GRR akan meningkatkan kapasitas kilang terpasang menjadi dua kali lipat dari 1 juta barrel pada saat ini, menjadi 2 juta barrel. Dengan peningkatan signifikan, maka seluruh kebutuhan BBM bisa dipenuhi oleh kilang sendiri.

“Pertamina melakukan sejumlah akselerasi agar proyek yang ditetapkan Presiden sebagai proyek strategis nasional ini, bisa segera terwujud. Inilah impian besar kita dalam membangun ketahanan dan sekaligus kemandirian energi,” ujar Ignatius.
Baca juga: Pemerintah perlu dukung proyek RDMP dan GRR Pertamina

Pertamina, lanjut Ignatius, telah melakukan berbagai akselerasi yang terintegrasi sehingga target-target pelaksanaan proyek bisa terlaksana tepat waktu atau bahkan lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan.

Proyek RDMP Balongan saat ini sudah menerapkan dual feed competition sehingga realisasi proyek bisa selesai satu tahun lebih cepat dari jadwal. Studi kelayakan (feasibility study) RMDP Balongan tahap I sudah dilakukan dan dilanjutkan dengan penetapan dan pengadaan lahan. Untuk tahap II, sedang dilakukan studi kelayakan.

Untuk Kilang Balikpapan, kini sudah masuk tahap konstruksi dengan dilakukannya penandatanganan akta pendirian PT Kilang Pertamina Balikpapan pada 7 Mei 2019. Sementara Kilang Cilacap, setelah selesai Proyek PLBC, kini RDMP Cilacap sedang dalam tahap penyelesaian valuasi bersama Saudi Aramco. RDMP Dumai dalam tahap negosiasi dengan partner dari Timur Tengah.
Baca juga: Pengamat dukung Pertamina lanjutkan program biodiesel B30

Sementara itu, GRR Tuban sudah selesai dengan proses pengadaan lahan dan sedang dalam proses pembayaran. Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada 28 Oktober kemarin. Saat ini telah dimulai pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan FrontEnd Engineering Design (FEED).

Di GRR Bontang, kemitraan dengan OOG sudah ditandatangani pada Desember 2018. Izin prinsip lokasi dari Gubernur Kalimantan Timur sudah diterbitkan dan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan studi dan review dokumen Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).

“Pertamina menyampaikan terima kasih atas dukungan dari berbagai pemangku kepentingan sehingga megaproyek bisa berjalan dengan baik. Dukungan yang terus menerus dari Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, menjadi kekuatan tersendiri bagi Pertamina untuk menuntaskan tugas bersejarah ini,” kata Ignatius.
Baca juga: Genjot produksi, Pertamina prioritaskan pembangunan empat kilang
 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019