Bandarlampung (ANTARA) - Kopi Lampung merupakan komoditas yang dilirik oleh sejumlah kalangan. Lampung sebagai provinsi penghasil kopi dengan jumlah ekspor biji kopi sebanyak 250.000 ton pada periode Januari hingga Oktober 2019 memanfaatkan potensi besar tersebut, terlebih lagi potensi konsumsi kopi wanita milenial Lampung mulai bertumbuh.

"Wanita merupakan pasar khusus konsumsi kopi Lampung, sebab banyak wanita telah menjadi penggemar kopi, sehingga pelaksanaan ajang Festival Kopi Lampung dengan mengusung tema Women and Coffee menjadi gerbang awal kita lebih memperkenalkan kopi kepada wanita," ujar Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.

Menurutnya, diadakannya Festival Kopi Lampung menjadi salah satu upaya untuk memperkenalkan kopi robusta Lampung, terutama kepada kaum wanita, guna meningkatkan kembali konsumsi kopi asli Lampung yang mulai tumbuh.

"Lampung sebagai pintu gerbang ekspor kopi yang dikirim secara nasional dan dunia, telah menyumbang ekspor sebanyak 321.000 ton biji kopi sehingga perlu ada upaya untuk meningkatkan mutu nilai jual dan daya saing kopi, terutama melihat peluang pasar konsumsi kopi wanita," ujarnya.

Masa kini di era globalisasi, kecintaan atas kopi tidak hanya lekat kepada kaum pria, namun juga wanita, sebab kopi kini telah dikemas sedemikian rupa agar ramah terhadap konsumen kaum hawa ini. Kini produk kopi tidak hanya berbentuk minuman, namun telah merambah produk lain yang menunjang kebutuhan wanita milenial.

Bagi Arinal Djunaidi, wanita memiliki peran penting dalam proses pemetikan hingga penyajian kopi, sehingga perlu ada perhatian khusus untuk meningkatkan konsumsi kopi oleh wanita, salah satunya dengan mengusung tema Women and Coffee pada ajang Festival Kopi Lampung.

Festival kopi Lampung yang perdana di gelar di Provinsi Lampung mengusung tema Women and Coffee sebagai bentuk kepedulian dan respons penyelenggara atas tumbuhnya konsumsi kopi dan peran serta wanita Lampung dalam proses produksi hingga penyajian kopi. Oleh karena itu, berbagai tanggapan positif dilontarkan oleh sejumlah wanita yang hadir dalam malam pembukaan Festival Kopi Lampung, salah satunya istri Bupati Lampung Barat Partinia.

"Mari generasi milenial, terutama wanita milenial, kita mengonsumsi kopi robusta Lampung, sebab dengan mengonsumsi kopi kita ikut serta mencintai kopi Lampung," ujar Partinia.

​​​​​​​Menurut Partinia, pemerintah telah menetapkan peraturan untuk mengonsumsi kopi setiap hari Jumat, guna membantu pertumbuhan konsumsi kopi asli Lampung dan wanita perlu ikut serta menyukseskan, terlebih lagi sebagai daerah penghasil kopi, kehidupan sosial dan adat masyarakat Lampung tak jauh dari kopi sebagai jamuan wajib, teman berbincang di pagi dan malam hari.

"Telah ada peraturan dari Bapak Gubernur untuk menjadikan hari Jumat sebagai hari minum kopi. Mari wanita milenial Lampung, kita minum kopi bila tidak suka pahit, Lampung Barat menyediakan gula semut asli sebagai penghilang rasa pahit," ujarnya.

Baca juga: Edukasi kopi robusta Lampung hadir di tengah kaum milenial

Wanita milenial dipandang sebagai pasar potensial konsumsi kopi Lampung, sebab kini di Bandarlampung banyak kaum wanita yang menjadikan kopi sebagai teman pelepas lelah ataupun hanya sekadar sebagai minuman pendamping camilan yang dinikmati sembari bercengkerama bersama kolega.

Istri Bupati Lampung Barat ibu Partinia bersama wanita milenial Lampung tengah menikmati sajian kopi di Festival Kopi Lampung, Bandarlampung, Kamis 07/11/2019 (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)
"Saya biasanya minum kopi kalau badan mulai tidak bertenaga selepas kuliah atau melaksanakan aktivitas keseharian, meski yang diminum hanyalah kopi dalam kemasan yang dijual di mini market, semua terasa lega dan kembali bersemangat," ujar Hesti, salah seorang peserta duta generasi milenial kopi Lampung.

Menurut dia, wanita milenial kini tidak hanya minum jus buah untuk menjaga bentuk badan mereka, sebab kini telah ada produk kopi petik hijau yang mampu menjadi minuman yang diperuntukkan bagi wanita milenial yang sedang menjalankan program diet.

Baca juga: Riana populerkan kopi Lampung pada wanita milenial

Kopi dengan aroma yang beraneka ragam menjadi salah satu daya tarik wanita milenial untuk mencicipinya, bahkan dengan di adakannya women and coffee class sejumlah wanita milenial diajak ikut serta secara langsung belajar mengenai seluk beluk kopi dan proses pengolahannya hingga kopi siap diminum.

"Karena potensi wanita milenial untuk mengonsumsi kopi semakin bertumbuh, maka saya beserta peserta lain diberi pembekalan mengenai seluk beluk kopi hingga proses pengolahan yang bertujuan akhir membentuk kami menjadi sosok yang memberikan pengaruh positif bagi masyarakat, terutama wanita, untuk semakin meningkatkan konsumsi kopi Lampung," ujarnya.

Baca juga: Tingkatkan konsumsi kopi Lampung melalui edukasi kopi

Bagi Hesti sebagai salah seorang wanita milenial Lampung minum kopi merupakan salah satu budaya positif yang dapat dikembangkan untuk menunjang kesejahteraan petani kopi, melalui peningkatan konsumsi dan terkenalnya produk kopi robusta Lampung, sebab kini telah tersedia berbagai varian kopi dari berbagai kabupaten di Lampung dengan kualitas dan cita rasa khas.

Ajang Women and Coffee menjadi salah satu upaya pemerintah, pengusaha, dan para pecinta kopi Lampung untuk memperkenalkan kembali, mengedukasi, dan menumbuhkan kecintaan atas kopi bagi wanita milenial, guna menaikkan konsumsi kopi robusta asli Lampung dan menyejahterakan petani kopi Lampung.
Baca juga: Wanita pasar khusus konsumsi kopi Lampung
Baca juga: Komunitas Lampung Ngopi ajak masyarakat tumbuhkan minat baca
Baca juga: Tren minum kopi bagi kawula muda Lampung


Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019