Zurich (ANTARA) - Mantan kepala badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bantuan Palestina Pierre Krahenbuhl, yang mengundurkan diri dalam penyelidikan atas tuduhan pelanggaran, membantah melakukan kesalahan.

Ia mengatakan badan yang sebelumnya ia pimpin itu adalah korban dari kampanye politik.

Badan tersebut telah menghadapi kesulitan anggaran sejak tahun lalu, ketika Amerika Serikat, donor terbesarnya, menghentikan bantuan sebesar 360 juta dolar per tahun. Amerika Serikat dan Israel sama-sama menuduh UNRWA salah urus dan melakukan hasutan anti-Israel.

Komisaris Jenderal Pierre Krahenbuhl, seorang diplomat Swiss, digantikan pada hari Rabu sambil menunggu penyelesaian tinjauan "hal-hal yang berkaitan dengan manajemen" di Badan Bantuan dan Pekerjaan untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) .

"Saya telah menolak tuduhan ini sejak awal dan akan terus melakukannya," kata Krahenbuhl dalam sebuah wawancara dengan penyiar Swiss RTS, Rabu malam.

"Tidak ada korupsi, penipuan, atau penyalahgunaan bantuan."

Dia mengatakan dia tidak pernah menghadapi "serangan ekstrem" seperti itu dalam 28 tahun aktivitas kemanusiaan.

Baca juga: Kepala UNRWA mundur
 
Seorang warga Palestina mengangkut bahan makanan di pusat pembagian bantuan, yang didirikan oleh United Nations Relief and Works Agency (UNRWA), di kamp pengungsi Al-Shati refugee di Gaza City, 25/9/2019. ANTARA/REUTERS/Mohammed Salem/tm


UNRWA membantu lebih dari lima juta pengungsi Palestina yang terdaftar di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur, serta di Yordania, Lebanon dan Suriah.

Krahenbuhl diberi tahu pada bulan Maret bahwa penyelidikan sedang dilakukan oleh Sekretariat PBB di New York "berdasarkan tuduhan yang diterima terhadap personel UNRWA terkait dengan perilaku yang tidak memuaskan", kata seorang juru bicara UNRWA.

Krahenbuhl, yang mengambil alih jabatan UNRWA pada tahun 2014, sebelumnya adalah direktur operasi di Komite Palang Merah Internasional (ICRC) yang berbasis di Jenewa.

Swiss, Belanda dan Belgia secara terpisah menangguhkan pembayaran ke UNRWA atas masalah manajemen yang sekarang sedang diselidiki. Juru bicara badan tersebut mengatakan masih membutuhkan 89 juta dolar untuk tetap beroperasi sampai akhir tahun ini.

Sumber: Reuters

Baca juga: Tahir Foundation sumbang Rp5 miliar untuk UNRWA

Baca juga: Menlu Slovenia nyatakan negerinya siap mengakui Palestina

Baca juga: Meskipun kesulitan, Afghanistan sumbang satu juta dolar as buatUnrwa

 

RI siap berkontribusi dalam penyelesaian masalah di Myanmar dan Palestina

Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019