Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Amerika Serikat menginginkan lokasi tenggelamnya kapal USS Houston pada masa Perang Dunia II di kawasan perairan Banten, dapat dijadikan sebagai kawasan konservasi maritim oleh pemerintah Republik Indonesia.

"Jika berkenan, kami berharap KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) dapat menetapkan kawasan tenggelamnya kapal USS Houston sebagai Kawasan Konservasi Maritim. Ini memiliki makna besar bagi kami," kata Dubes AS Joseph R Donovan dalam siaran pers KKP di Jakarta, Jumat.

Dubes Joseph menyampaikan hal tersebut saat berkunjung di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta pada Kamis (7/11), untuk menemui Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Baca juga: Menteri Edhy dorong Dirjen Budidaya KKP buat terobosan

Menurut Dubes Joseph, kapal tersebut merupakan makam bagi 600 pelaut AS sehingga memiliki arti penting bagi sejarah AS.

"Jika diperkenankan, kami siap membantu pengelolaan kawasan konservasi maritim tersebut dan memberikan pelatihan (capacity building) bagi pengelola serta memberikan bantuan sosial bagi warga sekitar kawasan," ucapnya.

Adapun terkait permintaan untuk menjadikan lokasi tenggelamnya USS Houston sebagai kawasan konservasi maritim, Menteri Edhy menyebut pada prinsipnya dirinya mendukung hal tersebut.

"Pada prinsipnya kami mendukung dan sangat ingin membantu," kata Menteri Kelautan dan Perikanan RI.


Baca juga: Menteri Kelautan dan Perikanan dukung Sumsel bangun pembibitan udang

Namun, ujar Menteri Edhy, tentunya untuk memutuskan pembentukan kawasan konservasi tersebut perlu koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait dan perlu persiapan yang matang.

USS Houston adalah salah satu kapal perang AL AS yang terlibat dalam Pertempuran Selat Sunda, yang merupakan salah satu pertempuran laut yang terjadi selama Perang Dunia II.

Berdasarkan informasi dari ensiklopedia dunia maya Wikipedia, pada malam tanggal 28 Februari-1 Maret 1942, USS Houston Amerika Serikat dan HMAS Perth Australia menghadapi pasukan utama Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.

Setelah pertempuran sengit, kedua kapal sekutu tenggelam dan dua kapal Jepang tenggelam.

Pertempuran pada akhir Februari 1942 terjadi karena Angkatan Laut Kekaisaran Jepang bersiap untuk melakukan invasi ke Pulau Jawa, Hindia Belanda.

Baca juga: Menteri Edhy lihat pembangunan pasar ikan modern di Palembang

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019