Denpasar (ANTARA) - Film "Kajeng Kliwon" berlatar belakang tradisi dan budaya Bali dengan genre drama horor tidak hanya diputar di Indonesia tapi juga didistribusikan hingga manca negara, seperti Kamboja, Malaysia, dan Vietnam.

"Sebelumnya film itu berjudul 'Rangda', nah karena 'Rangda' untuk masyarakat di luar Bali itu belum paham, saya ganti dengan 'Kajeng Kliwon', karena di Jawa ada sebutannya malam Jumat Kliwon jadi di film ini saya mengangkat secara universal,"kata Sutradara film Kajeng Kliwon, Bambang Drias, di salah satu mall Denpasar, Jumat.

Baca juga: "Leak" (Kajang Kliwon) film horor pertama berlatar budaya Bali

Baca juga: Bentara Budaya Bali tayangkan empat film adaptasi karya sastra


Ia mengatakan film ini memiliki daya tarik sehingga didistribusikan ke pasar Asia, seperti Malaysia, Kamboja dan Vietnam, karena pasar dunia mengetahui potensi Bali itu sendiri.

"Mereka ini tahu potensi dari Bali seperti apa, gimana tradisi, budayanya Bali, dan juga ada yang bilang kalau Indonesia itu Bali, tentunya ini salah satu kesempatan untuk pariwisata ke depannya," ucapnya.

Pihaknya menjelaskan bahwa dalam film ini turut mengangkat kearifan lokal dan kebudayaan Bali dengan mengutamakan masyarakat Bali dalam mempertahankan adat istiadat dan melestarikan budaya.

Film ini dibintangi oleh Amanda Manopo sebagai Agni, seorang dokter cantik berdarah Bali dan Crist Laurent sebagai Niko yang berprofesi fotografer. Selain itu juga penampilan dari artis lainnya seperti Catherine Wilson, Indah Kalalo, Mutia Datau dan artis dari Malaysia Atiqah Suhaemi, serta bintang lain Vincent, Egy Fadli dan Weda Nanda.

Executive Produser Watin menjelaskan bahwa melalui film "Kajeng Kliwon" tentunya ingin mengedukasi masyarakat bahwa Bali tidak hanya memiliki keindahan alam tetapi juga penuh dengan tradisi dan budaya.

"Kalau untuk kendalanya seperti tempat yang susah, karena jaraknya lumayan jauh, waktu syutingnya juga tengah malam," katanya saat konferensi pers.

Ia mengatakan syuting "Kajeng Kliwon" membutuhkan waktu satu bulan, dengan mengambil tiga lokasi di Bali yaitu Kabupaten Singaraja, Tabanan, dan Gianyar.

"Ya jadi tidak hanya mampu menampilkan sisi magis di Bali, juga memperlihatkan bagaimana pesonanya Pulau Dewata ini, yang pasti kalau penasaran bisa langsung ditonton ya," jelasnya.

Baca juga: Balinale 2019 siap putar film 28 negara

Baca juga: Film Livi Zheng "Bali: Beats of Paradise" kisahkan seniman Bali

 

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019