Surabaya (ANTARA) - Sebanyak lima dari enam orang korban Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gentong, Kota Pasuruan, Jawa Timur, yang ambruk pada Selasa (5/11), sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedarsono Pasuruan.

Plt Direktur RSUD dr. Soedarsono, dr. Tina Soelistiani saat dikonfirmasi dari Surabaya, Jumat menjelaskan jika pasien yang dipulangkan itu kondisinya sudah membaik.

"Dari enam orang yang sempat dirawat, saat ini tinggal satu orang yang dirawat," ujarnya.

Satu yang saat ini masih dalam perawatan petugas rumah sakit itu, kondisinya juga semakin membaik.

"Ya, tinggal atau orang yang kakinya mengalami luka," katanya.

Dua korban sempat dilakukan operasi dan satu siswa mengalami luka serius di bagian kaki, sedangkan satunya mengalami luka di bagian ibu jari tangan. Kini, operasinya sudah dilakukan. Dan mereka sudah bisa dipulangkan.

"Yang masih tersisa, korban yang dioperasi di bagian kaki. Insya Allah tidak mengalami kelumpuhan," katanya.

Baca juga: Polisi periksa Bupati Pasuruan terkait penyelidikan sekolah ambruk

Baca juga: Mendikbud sempatkan takziah keluarga korban sekolah ambruk

Baca juga: Mendikbud tinjau sekolah ambruk di Pasuruan


Terkait dengan peristiwa ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim sempat melakukan peninjauan ke lokasi kejadian.

Dirinya juga sempat melakukan takziah kepada keluarga korban dan mengucapkan belasungkawa atas peristiwa maut tersebut.

Sebelumnya, sebanyak dua orang meninggal dunia terdiri dari satu siswa dan guru serta belasan siswa lainnya mengalami luka-luka akibat ambruknya atap di SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (5/11) pukul 08.30 WIB.

Gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan terdiri dari empat kelas, yakni kelas 2 A dan B, serta kelas 5 A dan B.*

Baca juga: Pemkot Pasuruan siapkan skema pemindahan KBM sekolah ambruk

Baca juga: Bangunan sekolah ambruk di Pasuruan direnovasi 2012

Baca juga: PII Jatim dorong pemerintah investigasi sekolah ambruk di Pasuruan

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019