Jakarta (ANTARA) -
Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, belum menerima kiriman mayat dari sejumlah tempat kejadian perkara (TKP) dalam dua pekan terakhir.
 
"Biasanya setiap hari ada satu sampai dua kantong isi mayat yang kita tangani," kata
Kepala Instalasi Forensik Kombes Pol Edy Purnomo di Jakarta, Jumat siang.
 
Mayat tersebut biasanya rutin dikirim sejumlah petugas dari Kepolisian Sektor (Polsek) di wilayah hukum Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Depok, Bekasi dan Bogor.
 
"Sebab polisi di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat biasa mengirim ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang lebih dekat dari wilayah mereka. Kalau ke Kramat Jati kejauhan," katanya.
 
Biasanya, mayat yang diterima oleh empat petugas administrasi penerimaan jenazah RS Polri merupakan korban sakit, kecelakaan hingga korban kejahatan kriminal.
 
Rata-rata dalam sebulan, pihaknya bisa menangani hingga 20 mayat di ruang Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri.

Baca juga: Polisi akan selidiki kasus penemuan mayat bayi di Kali Ciliwung
Baca juga: Petugas UPK Badan Air Senen temukan mayat bayi di Kali Ciliwung
Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kombes Pol Edy Purnomo saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (8/11/2019). ANTARA/Andi Firdaus

Tidak jarang, mayat yang ditangani tidak memiliki identitas diri atau yang biasa disebut Edy sebagai jasad "Mr X".
 
"Biasanya saat pertama datang, mayat tersebut tidak ada identitasnya. Tapi seiring pengungkapan kasus, identitas itu bisa kami dapatkan," katanya.
 
Jasad "Mr X" baru bisa dikirim menuju rumah duka jika kasusnya telah selesai ditangani polisi.
 
Selama proses penanganan kasus belum selesai, kata Edy, maka jasad tersebut berstatus sebagai barang bukti.
 
"Biasanya bisa sampai lama kita simpan di ruang pendingin. Tergantung kasusnya, kalau sudah diungkap, baru kita makamkan di TPU Pondok Ranggon," katanya.
 
Namun dalam dua pekan terakhir, ruangan mayat yang berada di bagian paling belakang RS Polri tampak kosong. Tak ada satu pun mayat.
 
Begitupun dengan satu unit ruang pendingin untuk mengawetkan jasad berkapasitas 150 orang yang juga kosong.
 
"Biasanya freezer ini untuk keperluan transit jasad sebelum dikirim ke rumah duka," ujar Edy.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019