senjata dan munisi buatan Pindad juga telah terbukti kualitasnya
Bandung (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengapresiasi perkembangan produksi alat utama sistem pertahanan (alutsista) dalam negeri oleh PT Pindad yang terus berkembang.

“Kita boleh bangga kan dengan kemampuan Pindad yang dari tahun ke tahun ada proses yang mengagumkan. Saya ke sini mungkin sudah lama sekali, saya datang ke sini dan saya ingin melihat kemampuan terbaru nya seperti apa,” kata Suharso saat berkunjung kerja ke PT Pindad, Kota Bandung, Jumat.

Menurut Menteri, alutsista yang juga terdiri dari kendaraan taktis (Rantis) dan kendaraan tempur (Ranpur) menjadi salah satu konsentrasi pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam lima tahun ke depan.

Dia menyebut Presiden Jokowi ingin agar alutsista yang digunakan militer dapat diproduksi dalam negeri.

Maka dari itu, dia juga mendorong Pindad agar dapat bekerja sama dengan pelaku-pelaku industri alutsista luar negeri.

Baca juga: Menhan berjanji perkuat alutsista TNI
Baca juga: Panglima TNI sampaikan rencana kerja terkait percepatan Alutsista


Menurutnya produksi alutsista perlu terus meningkat baik dari kapasitas produksi maupun kualitasnya.

“Kita juga dorong untuk bekerja sama dengan pelaku-pelaku industri pertahanan luar negeri, dan saya kita itu adalah kerja sama yang baik,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose menuturkan sudah ada beberapa program untuk mendukung target peningkatan produksi alutsista di Pindad.

Dia menjelaskan, program Pindad diantaranya yakni pembangunan pabrik propelan, pembangunan lini produksi Munisi Kaliber Besar (MKB), pembangunan lini produksi Ranpur, otomatisasi dan modernisasi lini produksi senjata, peningkatan kapasitas dan kemampuan lini produksi Munisi Kaliber Kecil (MKK), pembangunan lini produksi truk angkut, dan pembangunan advance warfare system.

Selain produk pertahanan dan keamanan, Abraham juga menyampaikan berbagai perkembangan lini bisnis industrial seperti ekskavator berbagai varian, Gesits motor listrik, AMH-o, Pertashop, Fire Fighting Vehicle, dan juga Water Cannon.

Baca juga: Imparsial: Pemerintah kurang perhatikan modernisasi alutsista TNI
Baca juga: Pindad jajaki ekspor Tank Harimau ke negara di Asia


Menurut Abraham, saat ini lebih dari 360 unit Anoa telah digunakan oleh TNI serta ikut aktif beroperasi dalam berbagai misi perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL), Sudan (UNAMID), Afrika Tengah (MINUSCA), dan Kongo (MONUSCO).

“Begitu juga dengan Komodo sebanyak 90 unit telah digunakan oleh TNI dan mendukung misi perdamaian PBB. Senjata dan munisi buatan Pindad juga telah terbukti kualitasnya dengan berbagai prestasi kemenangan di berbagai lomba tembak internasional seperti AASAM, AARM dan BISAM,” kata Abraham.

Menurutnya, dukungan penuh Bappenas serta pemerintah sangat diperlukan Pindad dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kualitas produk guna mewujudkan kemandirian pertanahan dan keamanan dalam negeri.

Selain itu melalui dukungan tersebut, Pindad bisa meningkatkan percepatan pembangunan nasional serta terjun ke pasar global.

Baca juga: Pindad berencana "groundbreaking" pabrik amunisi kaliber sedang 2020
Baca juga: Kembangkan panser Anoa gurun, Pindad incar pasar Timur Tengah
Baca juga: Pindad akan buat prototipe senjata "Cornershot" untuk skala industri

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019