Jakarta (ANTARA) - Grup band indie .Feast meluncurkan lagu baru berjudul "Tarian Penghancur Raya" yang berbicara mengenai ketakutan dihantui atas perubahan iklim.

Melalui lagu ini, .Feast juga membahas hubungan antara manusia dengan alam, budaya, dan segala sesuatu yang dilahirkan oleh pertiwi jauh sebelum masyarakat menapaki bumi.

“Ini kami tulis bukan hanya sebagai sebuah kritik terhadap keadaan secara umum, namun juga kepada diri kami sendiri,” ucap vokalis .Feast, Baskara Putra, dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.

“Kita berlomba-lomba merusak seluruhnya yang asli dan asri, entah demi apa,” lanjut Baskara.

Lagu ini dibuka lewat suara gamelan di bagian intro, .Feast seolah mengajak pendengarnya untuk menari merespon keadaan tentang lingkungan belakangan ini.

Grup musik yang terdiri dari Baskara, Awan, Adnan, Dicky, dan Ryo Bodat ini terdengar mengeksplorasi suara tetabuhan dalam lagu "Tarian Penghancur Raya".

Namun ciri khas .Feast seperti sound gitar yang blues-y masih terdengar. Departemen bass yang kali ini dieksplorasi dengan menggunakan sub-bass namun progresinya masih terdengar familiar.

Begitu juga dengan vokal Baskara yang lugas menyanyikan lirik-lirik sarat kritik isu sosial. Lagu ini sudah bisa didengarkan melalui layanan musik digital dan video liriknya juga sudah dapat disaksikan di kanal YouTube.

Sementara itu, desain artwork lagu ini dikerjakan oleh Mikael Aldo dari Sun Eater Studio.


Baca juga: .Feast rilis single baru "Peradaban"

Baca juga: Penampilan Feast panaskan "MakerFest 2018"

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019