Bagi masyarakat perbatasan setiap hari adalah Hari Pahlawan karena dengan keterbatasan yang ada, baik sarana dan prasarana, pelayanan kesehatan dan pendidikan, masyarakat perbatasan tetap semangat dan cinta mempertahankan ke-Indonesiannya
Pontianak (ANTARA) - Direktur Eksekutif Indonesia Border Care (IBC), Bambang Hermansyah menyebutkan berbeda dengan daerah lain di Indonesia, yang
memperingati Hari Pahlawan setiap 10 November dengan pengibaran bendera Merah Putih, atraksi, karnaval, maka di perbatasan yang ada di Kalimantan Barat  -- yang berbatasan dengan Malaysia -- setiap hari adalah Hari Pahlawan.

"Bagi masyarakat perbatasan setiap hari adalah Hari Pahlawan karena dengan keterbatasan yang ada, baik sarana dan prasarana, pelayanan kesehatan dan pendidikan, masyarakat perbatasan tetap semangat dan cinta mempertahankan ke-Indonesiannya," katanya saat dihubungi ANTARA di Sambas, Minggu.

Hal itu, kata dia,  karena rasa patriotisme dan nasionalisme kebangsaan masyarakat tidak luntur begitu saja hanya karena kurangnya perhatian dari pemerintah.

Ia menambahkan bahwa masyarakat di perbatasan semangat juangnya sangat tinggi untuk bertahan hidup walau segala kondisi yang sangat sulit didapatkan dan ini berlangsung setiap hari, setiap tahun dan berpuluh-puluh tahun sejak Indonesia berdiri.

"Godaan, iming-iming, mimpi dan harapan hidup lebih baik di negara tetangga juga datang hampir setiap hari, namun hati mereka tetap Merah Putih, tetap Indonesia," katanya.

Menurut dia sikap orang perbatasan tersebut satu di antara yang juga mencerminkan nilai-nilai perjuangan yang dimiliki oleh para pahlawan Indonesia.

"Meskipun, mungkin kita melihat mereka menggunakan ringgit atau mata uang lainnya atau produk negara tetangga hal tersebut dilakukan secara terpaksa, cara mereka untuk bertahan hidup, bukan memperkaya hidup," kata pria kelahiran Pemangkat tersebut.

Menurutnya, jika ada produk Indonesia yang lebih berkualitas, harganya bersaing maka mereka dengan bangga akan membeli dan menggunakan produk Indonesia di perbatasan dan hal itu fakta di lapangan.

Sejauh ini, kata lulusan Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia tersebut, IBC mengapresiasi pemerintah yang telah membangun perbatasan secara fisik dari mulai jalan, jembatan dan pintu perbatasan yang sekarang lebih bagus dan membanggakan. Namun pekerjaan rumah selanjutnya adalah menyejahterakan dan mencerdaskan masyarakat perbatasan.

"Kita yang hidup di kota, semuanya tersedia, mudah dijangkau, pilihan fasilitas banyak , sarana dan prasarana memadai bahkan sangat memadai namun masih ada di antara kita yang tidak mencerminkan nilai-nilai kepahlawanan," katanya.

Misalnya, kata dia, masih tetap saja ada tawuran, saling mem-"bully" sesama anak bangsa, menyebarkan hoaks, malas untuk sekolah dan melawan orang tua dan guru, bangga dengan membeli produk impor.

"Jadi, aplikasi dari makna Hari Pahlawan yang harus kita tumbuhkan dan ciptakan," katanya.

Dalam momentum Hari Pahlawan ini IBC mengucapkan selamat untuk semua, khususnya untuk masyarakat perbatasan terus mencintai negeri ini, terus berbuat yang terbaik untuk Indonesia.

"Kepada saudara – saudara kita dari TNI dan Polri, Bea Cukai, Imigrasi, Karantina, tenaga kesehatan, guru, tokoh adat, agama dan masyarakat kita mengucapkan terima kasih telah mengawal dan menjaga pertahanan dan keamanan Negara di perbatasan. Mereka adalah pahlawan – pahlawan di batas negeri," demikian Bambang Hermansyah.  

Baca juga: IBC: Perbatasan Sambas memerlukan jembatan

Baca juga: PMD gelar duta damai Kalbar 2019 maknai hari pahlawan

Baca juga: Babinsa yang mengabdi menjadi guru mengaji

Baca juga: Museum Multatuli dipadati ribuan pengunjung saat Hari Pahlawan

Pewarta: Dedi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019