Singapura (ANTARA) - Kurs dolar bertahan di dekat tertinggi beberapa minggu di perdagangan Asia pada Senin pagi, di tengah optimisme hati-hati bahwa Amerika Serikat dan China akan menurunkan tarif yang telah mengganggu pertumbuhan global.

Terhadap dolar Australia, greenback berdiri tepat di bawah tertinggi dua minggu di 0,6857 dolar AS. Terhadap dolar Selandia Baru, hampir mencapai tertinggi sebulan di 0,6336 dolar AS, dan juga terhadap sekeranjang mata uang berada pada 98,358.

Pergerakan tipis karena para pedagang terus mewaspadai berita lebih lanjut tentang perang perdagangan AS-China.

Pejabat dari kedua negara mengatakan akhir pekan lalu bahwa kemunduran beberapa tarif balasan telah disepakati.

Meskipun itu kemudian dibantah oleh Presiden AS Donald Trump pada Jumat (8/11), ia tidak sepenuhnya mengesampingkan kesepakatan dan imbal hasil surat utang pemerintah AS yang dijadikan acuan bertahan di atas tingkat dukungan penting di 1,9 persen, mendukung mata uang.

"Dia membiarkan pintu terbuka untuk beberapa penurunan (tarif)," kata Rodrigo Catril, ahli strategi senior valas di National Australia Bank di Sydney.

"Pasar telah melekat pada gagasan bahwa pasti ada prospek bahwa beberapa akan dilakukan," katanya.

"Semua orang tampak memperhitungkan perbaikan dalam prospek pertumbuhan global," tambahnya, menunjukkan bahwa peningkatan di masa depan lebih lanjut didukung oleh musim laporan keuangan yang sama sekali positif dari perusahaan-perusahaan AS.

Dolar sedikit melemah terhadap euro dan yen Jepang, mencerminkan beberapa investor yang berhati-hati bahwa kesepakatan masih bisa melonggar lagi.

Greenback berdiri di 1,1020 per euro dan di 109,23 yen. Yuan China sedikit lebih lemah, tetapi masih di sisi kuat 7-per dolar pada 6,9892 di perdagangan luar negeri.

"Dunia ingin menjadi risiko jangka panjang dan volatilitas jangka pendek dalam setiap pertemuan yang akan datang antara Trump dan (Presiden China) Xi, tetapi apakah mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan?" kata Chris Weston, ahli strategi di pialang Melbourne Pepperstone.

“Secara taktik jika kita mendapatkan kesepakatan, apakah kita kemudian melihat skenario klasik membeli rumor, menjual fakta bermain? Saya melihat ini sebagai risiko material."

Dengan Amerika Serikat pada hari libur untuk Hari Veteran, fokus kemungkinan akan pada berita utama, data ekonomi Inggris yang akan dirilis Senin dan pertemuan penetapan suku bunga bank sentral Selandia Baru minggu ini.

Ekonomi Inggris telah kehilangan momentum tahun ini, dirugikan oleh penurunan global akibat perang dagang AS-China serta meningkatnya ketidakpastian tentang keluarnya dari Uni Eropa.

Diperkirakan telah tumbuh 0,4 persen untuk kuartal ini.

Pounds Inggris, yang nasibnya sekarang terkait erat dengan hasil pemilihan yang ditetapkan untuk 12 Desember, naik tipis menjadi 1,2795 dolar AS di perdagangan Asia.

"Jajak pendapat terbaru menunjukkan kepemimpinan partai Konservatif meluas," kata analis Commonwealth Bank of Australia Jos Capurso dalam sebuah catatan. "Jika tren ini berlanjut, pound Inggris akan sedikit lebih tinggi dalam waktu dekat."

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019