Wisatawan mancanegara umumnya mulai lebih meminati paket-paket perjalanan wisata yang baru di NTT, bukan yang sudah umum seperti tersedia selama ini
Kupang (ANTARA) - Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Abed Frans, mengemukakan paket perjalanan wisata baru di NTT lebih diminati para wisatawan mancanegara (wisman) dibandingkan paket-paket yang tersedia selama ini.

"Wisatawan mancanegara umumnya mulai lebih meminati paket-paket perjalanan wisata yang baru di NTT, bukan yang sudah umum seperti tersedia selama ini," katanya ketika dihubungi Antara dari Kupang, Senin.

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan minat wisatawan mancengara terhadap paket perjalanan wisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dipromosikan dalam ajang World Travel Market (WTM) 2019 di London, Inggris, yang digelar selama 4-6 November.

Abed mengatakan, minat para wisman tersebut tercermin dari kerja sama pembelian paket wisata ke NTT dalam ajang bisnis wisata internasional itu.

Dia menyebut, paket perjalan wisata baru di antaranya seperti wildlife, adventure, dan paket-paket special interest lainnya. "Dan kebetulan memang NTT memiliki semua paket wisata baru yang diminati ini sehingga banyak yang terjual," katanya.

Baca juga: Penjualan paket wisata NTT pada WTM 2019 capai miliaran rupiah

Dia mengatakan, dalam ajang WTM tersebut, pihaknya sebagai pelaku wisata juga telah memperbaharui harga-harga paket wisata ke NTT kepada para patner mancanegara yang selama ini sudah bekerja sama.

Selain itu, lanjutnya, kerja sama perjalanan wisata juga dijalin bersama para patner baru dari mancanegara khususnya dari Eropa Timur dan India.

"Mereka para patner baru ini banyak yang berminta untuk kerja sama perjalanan wisata khususnya wisata baru seperti wildlife, adventure, dan lainnya," katanya.

Abed menambahkan, keterlibatan langsung NTT dalam ajang WTM 2019 telah memberikan dampak yang bagus terhadap promosi dan penjualan paket wisata di provinsi berbasiskan kepulauan itu.

Dia menyebtukan, secara keseluruhan nilai transaksi kerja sama perjalanan wisata ke Indonesia dengan berbagai pelaku usaha wisata mancanegara mencapai Rp30 miliar-Rp35 miliar.

Dari tolat nilai transaksi itu, lanjutnya, NTT mendapatkan porsi nilai diperkirakan mencapai 25 persen hingga 30 persen.

Baca juga: Penutupan dibatalkan, operator kembali jual paket wisata Pulau Komodo

Baca juga: Operator tur tak menjual paket wisata Pulau Komodo untuk 2020

 

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019