Jakarta (ANTARA) - Ribuan tepuk tangan meriah dari petinggi hingga kader Partai Nasional Demokrat (Nasdem) seluruh Indonesia, ketika Anies Baswedan menaiki podium di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11) malam.

Sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies diberikan panggung untuk membuka membuka Kongres II Partai Nasdem, sekaligus peringatan HUT ke-8 Partai NasDem.

Tampil memakai batik yang kontras dengan warna biru putih, Anies sangat mantap menyampaikan sambutan dihadapan 8.000 kader Nasdem se Indonesia.

“Izinkan kami menyampaikan selamat datang kepada keluarga besar Partai Nasdem yang akan memulai kongres ke-II di DKI Jakarta,” kata Anies, yang kembali disambut tepuk tangan meriah.

Memaknai kata keluarga besar Nasdem, hal sama juga dikatakan Ketua DPP Partai Nasdem Surya Paloh usai menjamu makan siang Anies Baswedan di Kantor DPP Nasdem, Gondangdia, Jakarta, akhir Juli 2019.

Kala itu, Surya mengatakan rumah Anies Baswedan berasal dari Nasdem. Dimana sebagai seorang kakak, tugasnya memberikan dukungan dan dorongan, agar semua potensi diri dari Anies dapat dimaksimalkan.

Dalam sambutannya, Anies tak luput memberikan pujian kepada Surya Paloh yang memberikan contoh demokrasi, walaupun berbeda pandangan usai gelaran demokrasi pemilihan presiden. Anies menaruh kepercayaan jika kongres Nasdem akan menjadi motor penjaga persatuan Indonesia.

Anies Baswedan merupakan salah seorang dari 45 deklarator dari organisasi massa Nasional Demokrat yang menjadi cikal bakal lahirnya Partai Nasdem. Ormas Nasdem dideklarasikan di Istora Senayan, Jakarta pada 1 Februari 2010.

“Saya ingat di dalam deklarasi kala itu ketika kami bacakan, dimana kalimatnya sangat relevan,” kata Anies sekaligus meminta izin Surya Paloh untuk mengutip kembali.

Gerakan Nasional Demokrat mencita-citakan demokrasi yang matang, yang menjadi tempat persandingan keberagaman dengan persatuan, dinamika dengan ketertiban, kompetisi dengan persamaan, dan kebebasan dengan kesejahteraan. Keseimbangan seperti itulah yang harus dituntaskan di Indonesia.

Pandangan Publik

Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Doktor Emrus Sihombing menilai kehadiran Anies membuka kongres Nasdem menguatkan sinyal dukungan untuk Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2024.

“Saya katakan, iya, menguatkan sinyal Anies bakal diusung NasDem,” kata Emrus.

Menjadi hal tidak biasa, jika agenda nasional partai politik diserahkan kepada gubernur untuk membuka dan membacakan sambutan. Kebiasaan selama ini, jika partai berkongres, kesempatan itu diberikan kepada presiden untuk membukanya.

Direktur Eksekutif Emrus Corner itu mengatakan dari kajian ilmu politik setiap langkah yang dilakukan parpol, pasti didasari pertimbangan politik, apalagi ketika melakukan kegiatan selevel kongres.

Walaupun perkembangan politik ke depan masih sangat dinamis, namun kata Emrus, tidak menutup kemungkinan panggung Anies kelanjutan dari pertemuan di Gondangdia lalu.

“Peluangnya ada, dan bukan hanya dilirik oleh NasDem, melainkan juga tidak menutup kemungkinan parpol-parpol lain,” ujar Emrus.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin mengatakan Partai Nasdem memberikan "panggung" pada Anies Baswedan untuk menunjukkan parpol itu sedang mencari figur pertarungan Pemilu 2024.

Komunikasi yang sama juga dilakukan Nasdem saat mengusung Ridwan Kamil dari Wali Kota Bandung menjadi Gubernur Provinsi Jawa Barat.

"Tidak bisa dinafikan, Anies memang memiliki kapabilitas untuk jadi salah satu figur yang bisa berkompetisi di 2024,” kata Ujang.

Meskipun Nasdem membuka komunikasi dengan Anies Baswedan, bukan berarti Surya Paloh sudah menjatuhkan pilihan pada Gubernur DKI itu untuk menjadi sosok yang akan diusung.

Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik mengatakan Anies Baswedan menghadiri Kongres Partai Nasdem dengan kapasitas Gubernur DKI Jakarta.

"Tidak ada masalah beliau hadir, demikian pula kalau partai lain mengundang," kata Taufik.

Taufik menyatakan tidak perlu ada yang diributkan, jika pun ada isu berkembang kalau Anies akan didukung oleh partai lain selain Gerindra saat ini. Karena hak partai mengusung siapa saja merupakan tergantung kebijakan partai pada Pilpres 2024.

“Anies bukan kader partai Gerindra, Gerindra tidak mempermasalahkan partai mana yang melakukan penjajakan kepada Anies. Kalau diusung orang berarti Gerindra hebat,” jelas Taufik.

Peluang Anies

Makan siang antara Anies dan Surya Paloh di Kantor DPP Gondangdia beberapa waktu lalu diklaim berbagai pihak sebagai awal penjajakan untuk Anies menuju Pilpres 2024.

Bahkan Surya Paloh ketika ditanyakan apakah akan mendukung Anies Baswedan untuk pemilihan presiden tahun 2024 mendatang, Paloh mengatakan semuanya tergantung Anies Baswedan.

“Niatnya sudah pasti ada dan semua niat baik harus terjaga,” ujar Paloh.

Baca juga: Anies bicara soal persatuan di Kongres II NasDem

Baca juga: Pakar sebut Sinyal NasDem siapkan Anies untuk pilpres makin kuat

Baca juga: Anies buka kongres, Pengamat: Nasdem cari figur 2024


Sementara Anies Baswedan mengatakan masih fokus dan berkonsentrasi untuk mengurus Provinsi DKI Jakarta. Anies tidak menampik setiap kali berbincang dengan Surya Paloh, dirinya selalu mengambil hikmah dan manfaat yang begitu banyak dari perjalanan hidup Surya Paloh.

“Insya allah kedepannya, tanggung jawab saya untuk mengurus Jakarta bisa dituntaskan dengan sebaik-baiknya,” harap Anies.

Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Profesor Siti Zuhro mengingatkan Gubernur DKI Jakarta untuk bekerja sesuai dengan kualitas lima insan cita yakni berkualitas insan akademis, insan pencipta dan insan pengabdi, insan yang bernafaskan Islam dan insan yang bertanggung jawab untuk terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur diridhoi Allah SWT.

“Kalau dia (Anies) bagus dan memiliki kualitas, siapapun dapat mempromosikan dirinya,” kata Siti Zuhro.

Siti menegaskan sebaiknya Anies berkonsentrasi dahulu membangun Jakarta bersama partai pengusung dalam Pilkada 2017 lalu. Menurut Siti, saat ini Anies mendapatkan amanah untuk menyukseskan semua kontrak politik dengan masyarakat Jakarta.

“Jangan belum apa-apa sudah bermanuver untuk sesuatu yang belum jelas di tahun 2024,” kata Siti juga Presidium Majelis Nasional (MN) Korps Alumni HMI (KAHMI).

Panggung politik Anies Baswedan di DKI Jakarta hampir berakhir pada tahun 2022 mendatang. Skema UU Nomor 10 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 1 tahun 2015 tentang pemilihan kepala daerah (Pilkada). Pasal 201 dijadwalkan Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung Bulan November 2024.

Aturan itu mengatakan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wali kota hasil Pemilihan tahun 2017 menjabat sampai dengan tahun 2022.

Untuk mengisi kekosongan jabatan Gubernur DKI Jakarta yang berakhir tahun 2022, diangkat penjabat gubernur sampai terpilihnya gubernur defenitif pada tahun 2024.

Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019