Mexico City (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Meksiko pada Minggu menyatakan bahwa negaranya menolak apa yang dianggapnya sebagai operasi militer yang berlangsung di Bolivia, menambahkan bahwa harusnya "tidak ada kudeta".

Presiden Bolivia Evo Morales mengumumkan untuk mundur pada Minggu setelah adanya perlawanan politik dan militer terhadap pemerintahannya selama 14 tahun, menyusul beberapa pekan aksi protes sengketa pemilu 20 Oktober.

Baca juga: Presiden Bolivia mundur di tengah protes sengketa pemilu

"Kami menolak (kudeta) ini sebab ini sama halnya dengan tragedi berdarah Amerika Latin kami abad lalu," kata Menteri Luar Negeri Meksiko Ebrard melalui akun Twitter miliknya.

"Meksiko akan mempertahankan posisinya menghormati demokrasi dan institusi. Bukan Kudeta," kata dia.

Sumber: Reuters

Baca juga: Polisi Bolivia terlihat bergabung dengan protes anti-Morales
Baca juga: Militer Bolivia nyatakan takkan 'hadapi' rakyat
Baca juga: Tokoh penentang tiba di Bolivia untuk lengserkan Presiden Morales
Baca juga: Pemimpin oposisi Bolivia serukan pemilihan baru

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2019