Avignon, Prancis (ANTARA)- Menteri Luar Negeri Turki Ali Babacan mengatakan hubungan diplomatik akan dibicarakan dalam kunjungannya yang bersejarah ke Armenia untuk menyaksikan pertandingan sepak bola antara kesebelasan negerinya dengan kesebelasan Armenia pada babak kualifikasi Piala Dunia 2010. Babacan dan Presiden Turki Abdullah Gul akan mulai melakukan kunjungan bersejarah ke Yerevan, ibukota Armenia, yang tidak punya hubungan diplomatik dengan Turki. Diplomasi sepakbola itu adalah satu momen penting bagi kedua negara yang terlibat cekcok diplomatik menyangkut upaya Armenia mengategorikan pembunuhan warganya semasa Kesultanan Ottoman sebagai genosida. Babacan dan Gul berencana bertemu dengan Presiden Armenia Serzh Sarkisian sebelum pertandingan babak kualifikasi Piala Dunia antara Armenia dan Turki tengah malam WIB. Ini kali pertama seorang presiden Turki berkunjung ke Armenia selak negara bekas republik Sovyet itu menyatakan kemerdekaannya pada 1991. "Kami kini memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Armenia, tapi kami akan membicarakan soal diplomatik itu dalam perundingan di Yerevan," kata Babacan di Avignon, Prancis selatan. "(Tapi) Saya kira kita jangan banyak berharap," tambahnya. Armenia menyebut 1,5 juta warganya yang tewas antara tahun 1915 dan 1917 dalam satu pembunuhan massal berencana selama Perang Dunia I di awal kejatuhan Kesultanan Ottoman sebagai korban pembersihan etnis (genosida). Sebaliknya, Turki menolak mengatakan itu sebagai genosida seraya mengungkapkan ratusan ribu warga Turki juga tewas dalam perang saudara ketika Armenia mengangkat senjata dibantu Rusia untuk melepaskan diri dari kekuasaan Turki. "Konflik Georgia "menunjukkan kita perlu melakukan pendekatan baru guna menyelesaikan konflik-konflik di Kaukasus, termasuk soal Armenia," kata Babacan. Ankara juga mengusulkan pembentukan satu "forum Kaukasus bagi stalibilitas dan kerjasama" beranggotakan Georgia, Rusia, Armenia dan semua negara kawasan itu untuk membicarakan banyak masalah di antara mereka. Menlu menolak kritik di dalam negeri Turki dari kaum oposisi yang mengecam pendekatannya terhadap Armenia dengan mengatakan pendekatannya sebagai cara lain untuk menyelesaikan masalah. Mengenai peristiwa 1915, Babacan mengatakan Turki akan membuka arsipnya dan mengusulkan satu komisi bersama untuk menyelidiki peristiwa itu secara objektif dengan menyerahkannya pada ahli sejarah. "Sejarah harus ditulis sejarawan, bukan oleh politisi," kata Babacan. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008