Bandarlampung (ANTARA News) - Harga komoditas kopra pada sejumlah desa di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, terus merosot, pada akhir Agustus 2008 lalu masih sekitar Rp3.500/kg namun pada minggu pertama September 2008 ini telah turun menjadi hanya sekitar Rp3.200/kg. Pedagang pengumpul komoditas hasil bumi di Desa Kampung Baru, Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, sekitar 65 km dari Kota Bandarlampung, Idawati, mengatakan, Sabtu, kini dia membeli kopra dari tingkat petani dengan harga sekitar Rp3.200/kg atau Rp320.000/kuintal (100 kg). "Semingu yang lalu kita beli kopra masih sekitar Rp3.500/kg, tapi sekarang hanya berani Rp3.200/kg," kata dia lagi. Dia menjelaskan, harga itu jauh lebih rendah dibandingkan sekitar enam bulan lalu yang sempat mencapai sekitar Rp4.000 hingga dengan Rp4.200/kg. Para pedagang pengumpul itu menjual kopra di Kota Bandarlampung dalam partai agak besar, dengan harga sekitar Rp3.500/kg, sedangkan pada enam bulan lalu masih bisa laku sekitar Rp5.500/kg hingga Rp5.800/kg. Terus merosot harga kopra itu, menurut para pedagang, antara lain karena tingkat permintaan yang berkurang, diduga terkait dengan persediaan bahan baku dan stok minyak goreng yang relatif mencukupi belakangan ini. Para petani kelapa mengakui bahwa proses pembuatan kopra tidak lama, sekitar dua setengah sampai tiga jam bisa jadi, mulai dari buah kelapa dikupas dan dipanaskan (melalui penggarangan/dipanggang). Setiap 150 butir kelapa biji, biasanya menghasilkan 100 kg atau satu kuintal kopra. Provinsi Lampung merupakan salah satu produsen buah kelapa cukup besar di Indonesia, dengan luas areal kebun kelapa sekitar 150.000 hektare.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008