ekonomi sirkular merupakan sebuah transisi besar menuju konsep ekonomi yang hijau dan berkelanjutan.
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Denmark untuk Indonesia Rasmus Abildgaard Kristense mengatakan bahwa penerapan ekonomi sirkular dinilai dapat mengurangi pengeluaran negara terkait pengelolaan sampah.

"Ekonomi sirkular dapat menciptakan peluang baru bagi sektor swasta, dan dalam jangka panjang dapat mengurangi pengeluaran negara terkait pengelolaan sampah," ujarnya dalam konferensi pers "Indonesia Circular Economy Forum ke-tiga" di Jakarta, Senin.

Menurut dia, ekonomi sirkular merupakan sebuah transisi besar menuju konsep ekonomi yang hijau dan berkelanjutan.

"Ekonomi sirkular adalah hal besar berikutnya yang dinanti-nanti oleh dunia. Kita menyaksikan sektor energi telah berhasil mengubah paradigmanya menjadi energi yang berwawasan hijau dan terbarukan," katanya.

Baca juga: Indonesia dapat implementasikan ekonomi sirkular dari manajemen sampah

Saat ini, lanjut dia, Denmark pun masih belajar bagaimana cara mengimplementasikan dan mengembangkan konsep ekonomi sirkular.

"Namun, kami dapat berbangga bahwa kondisi lingkungan, ekonomi dan sosial kami sudah sangat berubah menjadi lebih baik sejak 20 tahun lalu. Saat ini, sedikitnya 70 persen materi konsumsi di negara kami sudah dapat didaur ulang dengan baik," katanya.

Ekonomi sirkular, lanjut dia, juga memaksa orang untuk mengubah bagaimana sebuah produk diciptakan, dikemas dan dikonsumsi sehingga dapat mendatangkan keuntungan ekonomi yang lebih tinggi.

"Contohnya, sebuah bangunan kini perlu mempertimbangkan konstruksi yang cerdas dalam pemanfaatan energi, efektif, efisien dan ramah lingkungan. Kami senang sekali menyaksikan Indonesia bergerak maju menuju pertumbuhan ekonomi dan sekaligus pelestarian lingkungan, secara seimbang," katanya.

Baca juga: Praise: RI harus mulai menerapkan ekonomi sirkular, ini penjelasannya

Founder Greeneration Foundation, M Bijaksana Junerosano berharap Indonesia dapat membawa konsep ekonomi sirkular ke arah kebijakan negara, melalui Rencana Jangka Panjang dan Rencana Jangka Menengah yang terintegrasi dengan kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial sebagai upaya perwujudan target pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

"Dilihat dari sektor pengelolaan persampahan, kebijakan Ekonomi Sirkular bisa menumbuhkan ekonomi senilai Rp101 triliun atau setara 4,1 persen APBN 2019 dengan dampak yang lebih positif terhadap kualitas lingkungan," paparnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019