Jakarta (ANTARA) - Pelatih atletik kontingen Jawa Barat pada Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Peparpenas) Mamud Muhammad menyatakan Provinsi Jawa Barat membutuhkan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) khusus untuk membina sekaligus menemukan atlet-atlet disabilitas di daerah.

"Mudah-mudahan ke depan bisa seperti provinsi yang lain. Di sana kan sudah ada PPLP yang khusus disabilitasnya. Kita kan ketinggalan. Pengennya ada PPLP," ujar Mamud saat ditemui di GOR Soemantri, Jakarta, Senin.

Ia mengatakan keberadaan PPLP khusus disabilitas di provinsi, akan mendorong pembinaan dan pelatihan yang lebih terukur serta mempermudah proses perekrutan atlet berpotensi untuk tampil di tingkat nasional.

Namun karena PPLP disabilitas tingkat provinsi maupun daerah belum hadir di Jawa Barat, Mamud mengungkapkan proses perekrutan yang dilakukan hingga saat ini hanya melalui seleksi daerah, kemudian atlet yang berprestasi akan direkrut untuk mengikuti kejuaraan mewakili provinsinya.

Beberapa provinsi di Indonesia sudah memiliki PPLP disabilitas, antara lain Sumatera Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Jawa Tengah.

"Kami benar-benar ingin ada perekrutan atlet seperti atlet normal pada umumnya. Kami ingin disabilitas juga ada (PPLP)," ucapnya.

Sebelumnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) giat mendorong kehadiran PPLP, Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) dan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) di tingkat daerah dan provinsi untuk menghasilkan atlet-atlet berprestasi dan bisa bersaing dengan klub olahraga yang juga membina atlet sejak usia dini.

Hal senada juga sempat disampaikan oleh Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia usai melihat prestasi atlet saat Asian Para Games 2018. NPC berharap PPLP khusus disabilitas bisa dibentuk di setiap provinsi guna menemukan atlet-atlet disabilitas nasional pada tingkat provinsi di seluruh Indonesia.

Baca juga: Lintasan atletik untuk Peparpenas dinilai tidak sesuai standar

Baca juga: Jatim pimpin perolehan medali Peparpenas 2019

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019