informasi tentang ekonomi Indonesia yang membaik membawa berkah di mana optimisme kembali menguat di kalangan pebisnis.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore ditutup menguat di tengah data negatif dari eksternal.

Rupiah ditutup menguat 13 poin atau 0,09 persen menjadi Rp14.054 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.067 per dolar AS.

"Data eksternal yang negatif tidak serta merta membuat mata uang rupiah kembali melemah, namun sebaliknya rupiah kembali perkasa," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa.

Menurut Ibrahim, informasi tentang ekonomi Indonesia yang membaik membawa berkah di mana optimisme kembali menguat di kalangan pebisnis.

Perbaikan ekonomi tersebut dilihat dari sudut membaiknya neraca transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal III-2019 yang menyempit jadi 2,7 persen dibandingkan dengan sebelumnya 3 persen dari PDB.

Baca juga: BI yakin defisit transaksi berjalan tahun ini menyusut dibanding 2018

Selain itu, Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 5,02 persen pada kuartal III-2019, di atas perkiraan pasar.

"Bank Indonesia hari ini berhasil membawa rupiah kembali menguat walaupun indeks dolar juga menguat berkat intervensi di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan DNDF," ujar Ibrahim.

Dari eksternal, pasar meragukan apakah Beijing dan Washington dapat mencapai kesepakatan perdagangan dan menurunkan tarif, selain kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan di Hong Kong.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.056 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.044 per dolar AS hingga Rp14.062 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.059 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.040 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat di tengah potensi mundurnya kesepakatan AS-China

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019