dengan  forum investasi ini, masalah-masalah yang menjadi hambatan bagi para investor Tiongkok melakukan investasi di Indonesia bisa dibahas dan dicarikan solusi bersama.
Kupang (ANTARA) -
Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) akan menggelar forum investasi di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 16 November 2019.

Forum investasi yang menghadirkan puluhan investor dari Tiongkok itu akan diikuti para pengusaha dari tiga provinsi yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Bali, kata Li Changda, Konsul dari Konsulat Jenderal RRT di Denpasar, Bali, kepada Antara ketika dihubungi  di Kupang, Rabu.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan upaya Pemerintah RRT untuk meyakinkan para pengusaha dari Tiongkok, untuk melakukan investasi di Indonesia, khususnya di tiga wilayah yang berada dalam kepulauan Sunda Kecil ini.

"Untuk mendorong pengusaha dari Tiongkok melakukan investasi di NTT, Bali dan NTB, kami telah mempersiapkan sebuah forum investasi untuk mempertemukan para pengusaha dari tiga provinsi ini," katanya.

Baca juga: Legislator desak KPPU tindak tegas "predatory pricing" semen Tiongkok

Di forum ini, para pengusaha dapat saling bertukar informasi tentang peluang investasi di tiga provinsi ini, yang bisa dilakukan kerja sama, katanya.

Dia berharap, dengan  forum investasi ini, masalah-masalah yang menjadi hambatan bagi para investor Tiongkok melakukan investasi di Indonesia bisa dibahas dan dicarikan solusi bersama.

Mengenai pengusaha, dia mengatakan, masih melakukan konfirmasi kembali mengenai jumlah investor dari negeri tirai bambu itu untuk menghadiri forum investasi tersebut.

"Paling lambat, Rabu, (13/11) malam sudah bisa ada kepastian mengenai investor dari Tiongkok yang menghadiri forum investasi di Kupang," katanya.

Masalah komunikasi

Secara terpisah, Konjen RRT di Denpasar, Bali, Gou Haodong mengatakan, masalah utama yang menjadi hambatan bagi para investor Tiongkok untuk merealisasikan investasinya adalah komunikasi.

"Kendala utama adalah SDM yang bisa melakukan komunikasi, terutama dalam hal bahasa," kata Gou Haodang.

Baca juga: Konferensi ASEAN-China akan hasilkan kesepakatan promosi hubungan

Kendala lain, menurut dia, adalah investor asal Tiongkok kurang memahami tentang kebijakan pemerintah di daerah, dan ataupun kondisi perkembangan, terutama di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kemudian juga kebijakan investasi mungkin ada yang kurang menarik untuk pengusaha, sehingga belum dapat melakukan investasi," katanya. 

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019