Kami mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak termakan oleh isu-isu yang sering dilontarkan oleh orang atau kelompok yang tidak bertanggung jawab, terutama melalui media sosial,
Jakarta (ANTARA) - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan keprihatinan atas terjadinya bom bunuh diri di Medan, Sumatera Utara dan meminta agar masyarakat tetap tenang serta tidak termakan isu yang mungkin beredar di media sosial.

"Kami turut berduka dengan jatuhnya korban dalam peristiwa itu, siapa pun korbannya. Setiap kematian anak bangsa ini adalah duka cita bagi semua. Kami mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak termakan oleh isu-isu yang sering dilontarkan oleh orang atau kelompok yang tidak bertanggungjawab, terutama melalui media sosial," ujar Ketua PGI Pendeta Albertus Patty ketika dihubungi di Jakarta pada Rabu.

Selain itu, dia juga meminta semua pihak baik masyarakat, aparat keamanan atau pemerintah tidak sembrono menuduh kelompok apapun atau dari agama apapun sebagai pelaku sebelum melakukan investigasi menyeluruh.

Baca juga: Permabudhi imbau masyarakat tenang tanggapi bom bunuh diri di Medan

PGI meminta, ujar Pendeta Albertus, agar aparat keamanan segera menyelidiki motif-motif di balik peristiwa bom bunuh diri itu, yang belum diketahui sampai saat ini.

Menurut dia, kejadian itu bisa saja merupakan aksi individual atau lone wolf baik karena luka batin oleh peristiwa tertentu yang memunculkan kemarahan dan keinginan membalas dendam terhadap orang atau institusi tertentu.

Penyebab lain, ujar dia, bisa juga karena rasa putus asa terhadap tekanan sosial ekonomi. Aksi bom bunuh diri ini terjadi karena tersumbatnya komunikasi si pelaku dengan dunia di luarnya.

Albertus tidak menampik aksi bom bunuh diri ini bisa juga muncul karena sebagai alat politik kelompok tertentu untuk menciptakan polarisasi dalam kehidupan bangsa yang majemuk etnik dan agama.

Baca juga: Istana perintahkan bom Medan ditangani cepat dan jaga rasa aman warga

Dia menegaskan juga tidak bisa menafikan bahwa aksi ini bisa dipicu akibat efek dari radikalisme agama yang sedang marak di seluruh dunia dan efeknya telah menciptakan perpecahan dan anarkisme brutal di berbagai negara.

Apapun alasannya, yang masih belum diketahui, persatuan dan kesatuan Indonesia harus tetap dijaga untuk mempertahankan Indonesia.

"Inilah saatnya para pemimpin agama memperkuat dialog dan kerja sama meredam radikalisme serta ikut menenangkan suasana bangsa," tegas dia.

Sebelumnya telah terjadi bom bunuh diri di Polrestabes Medan pukul 08.45 WIB pada Rabu yang dilakukan diduga seorang menggunakan atribut ojek online dan meledak di sekitar kantin.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal mengatakan bahwa bom yang meledak di Polrestabes Medan menyebabkan enam orang korban luka-luka yang terdiri dari 5 personel polisi dan satu warga sipil.

Baca juga: Terkait bom Medan, pengamat: Data ulang semua pengemudi ojek "online"
Baca juga: PBNU kecam bom Polrestabes Medan
Baca juga: Polisi selidiki komposisi bom bunuh diri Medan

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019