Timika (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua dalam waktu dekat akan segera melakukan ekspor beras perdana sebanyak 70 ton ke negara tetangga Papua Nugini (PNG).

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultira Provinsi Papua Samuel Siriwa di Timika, Rabu, mengatakan kegiatan ekspor perdana beras ke PNG akan dilakukan akhir November.

Beras yang akan diekspor tersebut merupakan hasil produksi petani di Kabupaten Merauke dengan nama 'Beras Animha Papua'.

"Nanti kegiatan ekspor perdana beras ke PNG akan dilakukan dari Jayapura oleh Gubernur Papua Lukas Enembe. Saat ini produknya sementara dalam pengemasan. Kapal milik Pemkab Merauke akan mengangkut beras ekspor itu ke Jayapura dan selanjutnya bapak gubernur akan melepas ekspor perdana melalui pelayaran kapal yang sama menuju PNG," kata Samuel.

Baca juga: Beras organik Banyuwangi diekspor ke sejumlah negara

Samuel mengatakan Pemprov Papua sudah menggelar rapat dengan pihak Karantina Pertanian PNG di Jayapura beberapa hari lalu untuk mempersiapkan ekspor beras perdana ke PNG.

Pihak Karantina Pertanian PNG juga sudah melakukan monitoring lapangan ke Merauke yang merupakan sentra produksi beras Papua.

"Mereka sudah pergi melihat sentra produksi beras kita yang melimpah di Merauke bahkan langsung sampai di lokasi penggilingan padi," ujar Samuel.

Distan Papua berharap kegiatan ekspor komoditas beras Papua dari daerah Merauke akan berkelanjutan.

Baca juga: Kementan dorong ekspor beras hitam varietas lokal

Saat ini, katanya, produksi beras di Merauke cukup melimpah, dimana rumah-rumah dan lumbung milik para petani penuh dengan gabah.

Pada musim panen terakhir beberapa bulan lalu, katanya, luasan areal persawahan yang ditanami padi seluas 52.000 hektare.

Rata-rata perhektare mampu memproduksi sekitar 5 ton gabah kering giling atau beras sekitar 3 ton.

"Produksi beras sekali panen di Merauke bisa mencapai 150.000 ton. Makanya sekarang Merauke surplus beras. Diharapkan ke depan kegiatan ekspor beras Papua dari Merauke ini terus berkesinambungan tidak saja ke PNG tapi juga negara-negara lain di Kepulauan Pasifik dan lainnya," harap Samuel.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019