Jadi penurunannya adalah karena penumpang tidak mengindahkan instruksi keselamatan yang berpotensi membahayakan diri sendiri, penumpang lain, serta penerbangan itu sendiri
Badung (ANTARA) - Pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, menegaskan insiden penumpang diturunkan dari pesawat maskapai JetStar JQ-36, pada Minggu (3/11) karena alasan keamanan dan keselamatan penerbangan. 

"Penurunan 21 orang penumpang dari pesawat JQ-36 tujuan Melbourne, Australia, di Bandara Ngurah Rai, Bali, adalah murni karena alasan unruly passenger dan sangat tidak tepat jika diasosiasikan dengan alasan SARA seperti berita yang sempat beredar," ujar Communication and Legal Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Arie Ahsanurrohim di Mangupura, Badung, Bali, Rabu.

Terkait kronologi kejadian, ia menjelaskan & pada Minggu (3/11) malam, pesawat JetStar dengan nomor penerbangan JQ-36 sedang melakukan pushback di area apron menuju landas pacu untuk segera lepas landas.

Dalam situasi itu, seluruh penumpang dan awak kabin pesawat diharuskan duduk di kursi masing-masing dengan mengencangkan sabuk pengaman guna keselamatan dan keamanan penerbangan. 

Baca juga: Otoritas Bandara investigasi bus percikkan api di Bandara Ngurah Rai

"Namun, pada saat yang sama terdapat dua penumpang yang tidak mengindahkan instruksi dari awak kabin untuk duduk dan mengencangkan sabuk pengaman," katanya.

Arie menjelaskan awalnya, seorang penumpang mengeluhkan fasilitas layar monitor (in-flight entertainment) di depan kursinya yang tidak menyala kepada awak kabin.

Kemudian awak kabin mengatakan akan menindaklanjuti permasalahan itu setelah pesawat mengudara serta saat lampu tanda sabuk pengaman telah dipadamkan.

Namun, penumpang yang bersangkutan tetap bersikeras untuk tetap berdiri serta tidak mengindahkan instruksi awak kabin pesawat.

"Setelah peringatan tidak diindahkan oleh penumpang yang bersangkutan, awak kabin kemudian melaporkan insiden ini kepada pilot," ujarnya.

Atas dasar laporan itu, pilot memutuskan untuk kembali ke parking stand nomor 25, dengan selanjutnya kedua penumpang ini diturunkan dari pesawat karena tidak mengindahkan instruksi keselamatan penerbangan dari awak kabin.

"Jadi penurunannya adalah karena faktor unruly passenger atau penumpang yang tidak mengindahkan instruksi keselamatan yang berpotensi membahayakan diri sendiri, penumpang lain, serta penerbangan itu sendiri," kata Arie.

Baca juga: Wisatawan di Bali antusias ikuti perayaan 'Halloween'

Ia menambahkan, selama proses penurunan kedua penumpang tersebut, sebanyak 19 penumpang lain yang tergabung dalam satu rombongan dengan kedua penumpang tersebut ikut melakukan protes kepada awak kabin, sehingga pilot memutuskan untuk menurunkan 19 penumpang lain yang melakukan protes itu.

"Setelah kejadian tersebut, pilot memutuskan untuk kembali ke parking stand untuk meminta bantuan personel Aviation Security Banndara Ngurah Rai, namun pada saat kedua penumpang itu dalam proses penurunan, 19 penumpang lain ikut melakukan protes sehingga juga diturunkan dari pesawat," katanya.

Ia mengatakan kejadian penurunan 21 orang penumpang tersebut tidak mengganggu operasional penerbangan dan operasional Bandara Ngutah Rai secara umum.

Sejumlah penumpang yang terpaksa diturunkan dari penerbangan JQ-36 itu juga telah diterbangkan kembali ke Melbourne pada Senin (4/11) malam.

"Dalam penerbangan, keamanan dan keselamatan adalah hal yang paling utama," ujar Arie Ahsanurrohim.

Baca juga: "Digital Meeting Point" Bandara Ngurah Rai bantu permudah penjemputan

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019