Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Tiga mahasiswa dari Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya (UB) Malang menciptakan inovasi tempat sampah cerdas yang mampu mendeteksi dan mengklasifikasikan sesuai jenis sampah.

Salah seorang anggota tim inovator tempat sampah cerdas yang diberi nama "Trasify" itu, Muhammad Wildan Oktavian di Malang, Kamis, mengemukakan Trasify merupakan tempat sampah inovatif yang mampu secara otomatis mengklasifikasikan sampah berdasarkan jenisnya.

"Produk ini berbasis Internet of Things (IoT) yang dikombinasikan dengan teknologi image processing dan Artificial Intelligence (AI)," kata Wildan.

Baca juga: Mahasiswa UI buat aplikasi layanan titip motor

Wildan mengatakan dengan teknologi tersebut, trasify dapat mendeteksi jenis sampah organik, anorganik maupun logam secara otomatis dalam waktu singkat di wadah yang sama. Selain itu, trasify juga ramah lingkungan karena energi yang digunakan berasal dari panel surya 5V.

Penerapan trasify ini dirancang sesuai dengan konsep kota cerdas, yaitu adanya data yang bersifat publik dan real time yang dimanfaatkan untuk keperluan warga kota dan pemerintah.
Oleh karena itu, trasify juga memiliki fitur tambahan untuk publik sebagai pembuang sampah dan bagi petugas kebersihan.

Bagi pembuang sampah, kata Wildan, trasify dibuat mampu menerapkan fitur reward. Dengan fitur ini, pembuang sampah akan diberikan reward berupa saldo e-money pada kartu RFID khusus yang dapat digunakan sebagai tiket penggunaan bus kota bagi masyarakat yang mendukung gerakan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya.

Sementara itu bagi petugas kebersihan, trasify memiliki fitur pendeteksi lokasi tempat sampah. Dengan fitur ini, petugas kebersihan dapat dengan mudah memonitoring titik lokasi keberadaan tempat sampah trasify dan juga bisa mendapat notifikasi jika trasify tersebut sudah penuh.

Wildan mengungkapkan pembuatan trasify dilatarbelakangi oleh peningkatan jumlah penduduk yang pesat, sehingga memicu peningkatan kuantitas sampah yang dihasilkan suatu wilayah. Hal ini bisa berdampak negatif jika tidak dikelola dengan penanganan yang tepat.

"Berdasarkan kondisi ini, kami yang tergabung dalam Tim TroubleSolver membuat inovasi dengan teknologi yang kami beri nama Trash Classifying atau disingkat Trasify," ucapnya.

Inovasi tersebut beberapa waktu lalu juga meraih juara harapan untuk kategori Kota Cerdas dalam Kompetisi IT Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) XII 2019.

Selain Muhammad Wildan Oktavian (Filkom 2017), Tim Trasify juga diperkuat oleh Dandy Fajar Mahendra (FT 2017) dan Wiken Cahyo Pambudi (FT 2017). Ketiganya mengembangkan produk di bawah bimbingan salah satu dosen Filkom Raden Arief Setyawan.

Baca juga: I-Lenuk aplikasi pendata penyu karya mahasiswa Universitas Brawijaya

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019