Proyek ini diprediksi selesai tiga tahun kemudian, setelah jadi Pulau Dewata akan mendapat tambahan pasokan listrik sebesar 350 MW x 2
Jakarta (ANTARA) - Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) segera terwujud di Bali setelah ditandatanganinya kerja sama investasi dan EPC kontraktor antara PT PLTG Celukan Bawang dengan Shanghai Electric Group Corp (SEC).

Kepala Staf Presiden Moeldoko di Jakarta, Kamis, menyaksikan penandatanganan kerja sama investasi dan Engineering, Procurement, and Construction (EPC) contractor antara PT PLTG Celukan Bawang dengan SEC.

Penandatanganan dilakukan oleh Dirut PT PLTG Celukan Bawang Hendrianto dengan Presiden Direktur Shanghai Electric Group Corp Yi Xiaorong.

Baca juga: Pembangkit listrik tenaga gas Timika beroperasi 2019

"Proyek ini diprediksi selesai tiga tahun kemudian, setelah jadi Pulau Dewata akan mendapat tambahan pasokan listrik sebesar 350 MW x 2," ujar Moeldoko.

Ia mengatakan, hal itu sebagai antisipasi untuk menghilangkan kekurangan kebutuhan elektrik di Bali terlebih karena kebutuhan ke depan dipastikan terus meningkat.

Kepentingan pemerintah, Moeldoko menekankan masing-masing pihak harus bertanggung jawab penuh.

"Karena ini untuk ke depan. Shanghai Elektric bertanggung jawab atas kualitas yang dibangun. Jangan meninggalkan beban bagi pemerintah ke depan. Itu juga saya tekankan. PLTG juga saya inginkan apa yang dibangun bersama bisa bermanfaat bagi masyarakat Bali. Ini keinginan dari Presiden agar investasi digenjot semaksimal mungkin," tuturnya.

Baca juga: Kementerian ESDM operasikan PLTMG di Ternate

Proyek pembangkit listrik tenaga gas itu akan dibangun di atas lahan seluas 50 hektare di Desa Celukan Bawang, Buleleng, Bali pada semester I tahun 2020 dengan total nilai proyek 1,3 miliar dolar AS.

"Harapan kami, masyarakat Bali tak akan pernah lagi khawatir listrik mereka mati tiba-tiba. Otomatis sektor pariwisata Bali juga akan bisa terus berkembang pesat," kata Hendrianto menambahkan.

Ke depan Bali akan mengukuhkan status sebagai kawasan mandiri untuk kelistrikan dan tidak perlu lagi tergantung pasokan listrik dari luar pulau.

Hendrianto menambahkan, teknologi PLTG itu juga terbilang mumpuni disebut Combined Cycle Gas Turbine Plant, panas dari gas buang PLTG digunakan untuk menghasilkan uap.

Angka pasokan listrik sebesar 350 MW x 2 bahkan bisa di-upgrade menjadi 440 MW x 2.

Hendrianto mengatakan, pembangunan proyek ini juga akan sangat menyerap tenaga kerja terlebih sudah ada komitmen bahwa PT PLTG akan memprioritaskan tenaga kerja lokal.

Baca juga: Presiden minta diversifikasi penggerak pembangkit listrik

Baca juga: Penyediaan listrik tak bisa ditunda lagi, kata Presiden

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019