Jakarta (ANTARA) -
Tim Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, masih menunggu data pembanding dari keluarga korban untuk mencari titik terang kasus mayat dalam koper.
 
"Belum ada pembanding dari pihak keluarga yang merasa kehilangan untuk memberikan data antemortem (data diri sebelum meninggal)," kata Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kombes Pol Edy Purnomo di Jakarta, Jumat sore.
 
Sejak jasad dikirim menuju RS Polri pada Minggu (10/11), tim forensik telah melakukan sejumlah pemeriksaan terhadap fisik korban.
 
Jenazah hingga saat ini sudah membusuk, sehingga terkendala di beberapa fase pemeriksaan termasuk sidik jari yang telah hancur.

Baca juga: Tim forensik sulit identifikasi mayat dalam koper
Baca juga: Mayat dalam koper diduga kuat korban pembunuhan
 
Sebagian kulit korban juga sudah mengelupas dan nempel pada plester yang membungkus jasad.
 
"Beberapa tim lakukan rekonstruksi melalui sketsa gambar, tapi masih kesulitan karena wajahnya membusuk," ujarnya.
 
Selain itu, tim medis juga memeriksa gigi dan sampel DNA korban untuk dicocokan dengan antemortem dari keluarga.
 
"Sampai sekarang belum ada laporan dari pihak keluarga yang merasa kehilangan," katanya.
 
Edy menyebutkan satu-satunya tanda yang bisa dikenali dari jasad korban hanya luka di bagian perut kanan dan kaki kanan.
 
"Itu luka lama yang jadi petunjuk bagi keluarga korban," katanya.
 
Mayat pria yang diperkirakan berusia 40 tahun ditemukan di dalam koper ditemukan di Kampung Waru, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/11).
 
Polisi menduga kuat mayat tersebut adalah korban pembunuhan berdasarkan kondisinya yang terbungkus lakban di dalam koper berukuran standar.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019