Jakarta (ANTARA) - Produk Indonesia berhasil meraih transaksi sebesar 3,5 juta dolar AS pada partisipasi Paviliun Indonesia di Café Show 2019 yang berlangsung pada 7-11 November 2019 di COEX Exhibition Hall, Gangnam-gu Seoul, Korea Selatan.

Partisipasi Paviliun Indonesia di pameran ini terlaksana atas kerja sama Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Busan dan Atase Perdagangan Seoul dengan Kementerian Koperasi dan UKM, serta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul.

“Keikutsertaan Indonesia dengan menghadirkan Paviliun Indonesia di Café Show 2019 ini berhasil membukukan transaksi sebesar USD 3,5 juta. Ini menunjukkan bahwa produk-produk Indonesia digemari masyarakat dunia,” ujar Kepala ITPC Busan, Ni Made Kusumadewi lewat keterangannya diterima di Jakarta, Jumat.

Café Show 2019 merupakan salah satu pameran kafe terbesar dan bertaraf internasional di Korea Selatan.

Pameran yang diselenggarakan tiap tahun tersebut, antara lain menampilkan produk kopi, teh, roti, pencuci mulut, es krim, cokelat, minuman, mesin dan peralatan, interior, usaha waralaba dan usaha rintisan, perlengkapan dapur, dan industri layanan makanan.

Paviliun Indonesia menampilkan berbagai produk Indonesia dari 11 pelaku usaha. Pelaku usaha tersebut yaitu PT Helmigs Prima Sejahtera, Anomali Coffee, Suji Premium Handcrafted, PT Intrafood Singabera Indonesia, CV Korte Kreasi, Ulubelu Coffee, PT Panen Raya International, Koptan Gayo Megah Berseri, Lumosh Living, Ketiara Coffee Gayo, PT Rasa Lokal Indonesia.

Produk-produk Indonesia yang ditampilkan yaitu kopi, cokelat, gula aren, gula kelapa, minuman herbal, peralatan makan, serta peralatan kafe seperti mesin sangrai kopi.

Salah satu jenis mesin sangrai yang ditampilkan adalah mesin sangrai mini barong dari SUJI yang menjadi salah satu pemenang Good Design Award Indonesia 2019. Mesin sangrai mini barong berhasil menjadi bintang dalam pameran tersebut.

“Promosi produk Indonesia di Café Show 2019 ini diharapkan dapat menjadi pilihan utama bagi para buyer internasional sehingga menjadi sarana efektif untuk mendorong ekspor nonmigas ke Korea Selatan,” ujar Dewi.

Menurut Dewi, produk Indonesia yang paling banyak diminati yaitu kopi, cokelat, dan peralatan makan.

"Minat pengunjung cukup besar terhadap Paviliun Indonesia. Selain kopi, cokelat, dan peralatan makan; sedotan bambu yang ramah lingkungan juga menarik perhatian pengunjung. Hal itu karena Korea Selatan juga sedang gencar melakukan kampanye mengurangi sedotan plastik," kata Dewi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018, Korea Selatan merupakan negara tujuan ekspor dan sumber impor ke-6 terbesar bagi Indonesia. Total nilai perdagangan kedua negara mencapai 18,62 miliar dolar AS.

Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Korea Selatan tercatat sebesar 9,54 miliar dolar AS dan impor Indonesia dari Korea Selatan tercatat sebesar 9,08 miliar dolar AS. Dengan demikian, Indonesia surplus sebesar 460 juta dolar AS.

Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Korea Selatan adalah batu bara, bijih tembaga, karet alam, kayu lapis, dan timah. Sementara komoditas impor utama Indonesia dari Korea Selatan adalah karet sintetis, produk baja lembaran, produk elektronik, dan kain tenun filamen sintetis.


Baca juga: Produk Indonesia diminati di Pameran Dagang Internasional Pyongyang
Baca juga: Presiden buka Pameran Dagang Kerajinan Internasional 2019
Baca juga: Lebih 23,8 juta yen transaksi Pameran Internasional Cinderamata Tokyo


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019