Saat pertama menerbitkan sukuk tabungan tahun 2016 partisipasi milenial baru 13 persen, begitu mulai platform online, partisipasi milenial lebih dari 50 persen
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah telah menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara senilai Rp1.221 triliun sejak tahun 2008 hingga 14 November 2019 yang sebagian berkontribusi untuk pembiayaan infrastruktur di Tanah Air.

"Kami tidak berhenti pada nominal tetapi terus berinovasi dengan menerbitkan financing sukuk sejak 2012," kata Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Pengelolaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Dwi Irianti Hadiningdyah dalam Green Sukuk Investor Day di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, sejak tahun 2013 pemerintah membangun 2.211 proyek infrastruktur di 34 provinsi di Tanah Air yang dibiayai dari hasil penawaran sukuk dengan nilai pembiayaan mencapai Rp90,9 triliun.

Ia menjelaskan proyek financing sukuk itu untuk membiayai proyek jalan dan jembatan di 30 provinsi, pengembangan dan revitalisasi asrama haji di 24 kabupaten/kota, serta pengembangan dan pembangunan 32 madrasah.

Selain itu, pembangunan jalur kereta api di Jawa, Trans Sumatera, dan Sulawesi, serta modernisasi jalur kereta di Stasiun Manggarai, Jakarta.

Pembangunan dan rehabilitasi 701 kantor urusan agama dan manasik haji, pembangunan tiga taman nasional di Baluran, Gunung Gede Pangrango, dan Aketajawe Lolobata/Halmahera.

Infrastruktur lainnya, lanjut dia, pembangunan 328 sumber daya air, pembangunan dan pengembangan gedung perkuliahan di 54 kampus dan tiga laboratorium.

Pemerintah, kata dia, mendorong semangat generasi muda untuk menjadi investor sukuk negara karena investasi diarahkan untuk pembangunan berkelanjutan.

Salah satunya untuk proyek yang dianggap ramah lingkungan, kata dia, yakni jalur kereta di Stasiun Manggarai, karena mendukung pergeseran moda transportasi dari kendaraan pribadi menjadi angkutan massal.

Sejak semester kedua tahun 2018 pemerintah mengembangkan wadah dalam jaringan (daring) atau online untuk mencermati situasi pasar yang didominasi kalangan milenial yang berminat tinggi untuk investasi sukuk.

"Saat pertama menerbitkan sukuk tabungan tahun 2016 partisipasi milenial baru 13 persen, begitu mulai platform online, partisipasi milenial lebih dari 50 persen," katanya.

Saat ini pemerintah menawarkan Sukuk Tabungan ST-006 yang merupakan seri terakhir sukuk negara tahun 2019 dan ditawarkan periode 1-21 November 2019.

Investasi itu, lanjut dia, dinilai cocok bagi investor pemula atau pun investor ritel, karena modal awal untuk membeli sukuk ini sangat terjangkau, yakni mulai dari Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar.

Sukuk tabungan itu memiliki tenor dua tahun dengan imbalan sebesar 6,75 persen per tahun dengan kondisi floating with the floor.

"Artinya 6,75 persen ini yang terendah, nanti setiap tiga bulan kita akan evaluasi melihat BI seven days reverse repo. Jika nanti ada kenaikan, maka tiga bulan berikutnya akan naik, tapi kalau BI Rate turun atau tetap, akan tetap di 6,75 persen," katanya.

Baca juga: Realisasi baru Rp900 miliar, Kemenkeu genjot penawaran sukuk negara

Baca juga: Kemenkeu tawarkan Sukuk ST006 ke masyarakat awal November

Baca juga: Sukuk ST005 terjual Rp1,96 triliun, jumlah investor 10.029 orang


 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019