Jantho, Aceh Besar (ANTARA News) - Dr Bukhari M Daud menyatakan dirinya mundur dari jabatan Bupati Kabupaten Aceh Besar karena jiwanya mulai tertekan akibat harus berhadapan dengan banyak hal yang bertentangan dengan hati nuraninya. "Setelah memasuki ke dalam iklim birokrasi pemerintahan kita, pelan-pelan jiwa saya mulai tertekan, oleh karena harus berhadapan dengan banyak hal yang bertentangan dengan hati nurani saya," katanya di Jantho, ibukota Kabupaten Aceh Besar, Sabtu. Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah tulisan yang dibagikan kepada anggota DPR Kabupaten Aceh Besar dan para wartawan seusai sidang dengan pendapat dengan legislatif setempat. Ketua DPRK Aceh Besar, Musannif, menyatakan Bukhari tidak mau berkomentar lebih banyak karena alasan mundurnya ia dari jabatan bupati itu semuanya telah dituangkan dalam tulisan tersebut. "Beliau (Bukhari) tetap tidak mau berbicara banyak karena semuanya telah dituangkan dalam tulisan tersebut, meski tujuan sidang hari ini (Sabtu, 13/9) sebenarnya kami ingin juga mendengarkan langsung kenapa dia mundur dari jabatan bupati," tambahnya. Namun mayoritas peserta sidang dengar pendapat DPRK Aceh Besar itu meminta agar Bukhari M Daud tetap menjadi bupati sampai masa jabatannya habis pada 2012. Bukhari Daud yang berpasangan dengan Anwar Ahmad dilantik menjadi bupati/wakil bupati Aceh Besar pada 2007. Pasangan tersebut maju ke pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung setelah diusung Partai Bintang Reformasi (PBR) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Dalam pernyataan tertulis itu, Bukhari antara lain juga menyatakan bahwa pengunduran dirinya adalah suatu pernyataan yang datang atas inisiatif dan kesadaran pribadinya. Keputusan untuk mundur dari suatu jabatan dalam sebuah pemerintahan yang demokratis bukanlah hal yang tabu karena sudah di atur dalam undang undang. "Karena itu, mari kita sikapi hal itu secara proporsional dan konstitusional," ujar bupati dalam tulisan tersebut. Bukhari juga menyatakan di luar dugaannya, setelah 1,5 tahun menjabat bupati merasakan bahwa jabatan tersebut seakan menjadi "sumber" penderitaan lahir dan batin bagi dirinya. "Terjadilah suatu dilemma dalam batin saya antara mengikuti iklim yang sudah tumbuh menjadi kebiasaan, namun tidak dapat diterima oleh nurani atau menentang iklim tersebut dengan berbagai risiko," ujarnya. Akibatnya juga berdampak memburuknya kondisi kesehatan, baik fisik maupun mental dirinya. "Dari hasil pemeriksaan kesehatan, ternyata saya telah terkena gangguan lever dan ginjal. Dari sisi mental saya sering mengalami depresi, susah berkosentrasi dan cenderung cepat lupa," kata Bukhari dalam tulisannya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008