Melbourne (ANTARA) - Samoa menetapkan status darurat campak pada akhir pekan ini dengan menutup kegiatan persekolahan serta membatasi kegiatan masyarakat menyusul beberapa kasus kematian terkait penyebaran penyakit tersebut di wilayah kepulauan Pasifik.

Negara pulau yang terletak di antara Hawaii dan Selandia Baru berpenduduk 200 ribu orang itu sebelumnya mengumumkan status epidemik campak pada akhir Oktober setelah kasus kematian pertama akibat penyakit tersebut.

Sejak itu, setidaknya enam kematian terjadi lebih lanjut, di mana lima di antaranya terjadi pada bayi di bawah dua tahun, seperti dikutip dari surat kabar The Samoa Observer. Hingga saat ini, 716 pasien terduga campak dengan sekitar 40 persen membutuhkan perawatan rumah sakit.

Baca juga: WHO: Kasus campak dunia tiga kali lebih tinggi dibanding tahun lalu

"Bagaimana penyakit campak menyebar saat ini serta lemahnya perlindungan dengan imunisasi membuat kami mengantisipasi hal yang lebih buruk lagi akan terjadi," demikian siaran Radio Selandia Baru mengutip pernyataan Direktur Jenderal Kesehatan Samoa, Leausa Take Naseri.

Terkait dengan hal tersebut, Menteri Luar Negeri Selandia Baru, WInston Peters, menyebut pada Jumat (15/11) bahwa negaranya akan mengirim 3.000 vaksin dan 12 perawat ke Samoa untuk memberikan pendampingan penanganan wabah campak.

"Campak adalah penyakit yang mudah menular, dan wabahnya telah menelan korban jiwa di Samoa. Hal ini menjadi kepentingan kita bersama untuk bekerja menghentikan penyebaran penyakit tersebut," kata Peters dalam sebuah rilis.

Baca juga: Jumlah kasus campak AS 2019 tertinggi sejak 1994

Kasus penyakit campak meningkat secara global, termasuk di beberapa negara kaya seperti Amerika Serikat dan Jerman, di mana sebagian orang tua menghindari imunisasi pada anak mereka dengan alasan filosofis atau keagamaan, juga kekhawatiran atas rumor bahwa vaksin bisa menyebabkan autisme.

Sejumlah media Australia dan Samoa melaporkan bahwa pemerintah Samoa menyiapkan program vaksinasi untuk semua orang yang dijadwalkan untuk diumumkan pada Senin (18/11).

Sementara itu di Tonga, wilayah yang berjarak sekitar 900 kilometer dari Samoa, Kementerian Kesehatan negara itu pada pekan lalu menyatakan penyebaran campak terjadi di sana menyusul kepulangan tim pemain nasional olah raga rugbi dari Selandia Baru.

Baca juga: Google dan Facebook dikritik karena wabah campak di AS

Sejak saat itu, pemerintah mengidentifikasi 251 kasus campak terkonfirmasi atau yang masih terduga, sebut Kementerian Kesehatan Tonga dalam pernyataan tertulis.

Selain itu, wilayah Samoa Amerika, yang bertetangga dengan Pulau Samoa, juga menyatakan status darurat kesehatan masyarakat pada Kamis (14/11) setelah jangkitan wabah campak di Samoa dan Tonga, seperti dilansir dari media Selandia Baru.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Suwanti
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019