Sejauh ini belum ada bantuan dari Pemkot Ternate. Satu-satunya bantuan yang masuk di sana hanya dari jemaat Gereja Mayau berupa 25 terpal dan senter, tetapi bantuan yang dikirimkan selalu saja terlambat karena transportasi laut sangat minim
Ternate (ANTARA) - Wali Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara (Malut) Burhan Abdurahman menyatakan, warga Pulau Batang Dua membutuhkan bantuan pascagempa bumi berkekuatan 7,1 magnitudo yang mengguncang Kota Ternate dan sekitarnya pada 15 November 2019 lalu.

"Gempa yang terjadi di Ternate mengakibatkan 30 rumah, tiga gereja, Kantor Bank Perkreditan Rakyat ​​​​​​, gedung SMAN 11 dan dua warga menjadi korban. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hari ini segera turun ke lokasi," katanya di Ternate, Senin.

Menurut dia, pihaknya akan membuka posko rawat darurat meskipun menunggu data dari BPBD agar bisa dipastikan kebutuhan masyarakat di Batang Dua.

Dia mengakui sebagian warga masih mengungsi saat malam hari, tetapi masyarakat terdampak gempa diminta tetap  tenang dan jangan panik serta tidak mudah percaya isu hoax  (berita palsu) di media sosial.

Sementara itu, Pendeta Donny Toisuta mengatakan sejauh ini berdasarkan laporan dari tim sukarelawan yang berada di Batang Dua, setiap malam masyarakat mengungsi, mengingat gempa susulan terjadi sekitar 280 kali.

Ia menyatakan bahwa sejauh ini belum ada bantuan dari Pemerintah Kota Ternate, dan satu-satunya bantuan yang masuk di sana hanya bantuan dari jemaat Gereja Mayau berupa 25 terpal dan senter, tetapi bantuan yang dikirimkan selalu saja terlambat karena transportasi laut sangat minim.

Untuk mengurangi trauma bagi anak-anak dan masyarakat yang ada di Batang Dua, lanjut dia, gereja melakukan pendampingan, karena sampai sejauh ini belum ada komunikasi dari pemerintah.

Sebelumnya, BPBD Malut mencatat, dampak bencana gempa bumi dengan kekuatan 7,1 magnitudo yang terjadi pada tanggal 15 November 2019 dini hari mengakibatkan 30 rumah warga Pulau Batang Dua rusak.

Kepala BPBD Malut, Karim Buamona saat dihubungi terpisah menyatakan, ada tiga unit gereja di Kecamatan Batang Dua Kota Ternate rusak ringan, satu unit SMA Negeri 11 Kota Ternate di Kecamatan Batang Dua Kota Ternate rusak ringan dan satu Unit Bank Perkreditan Rakyat (BPRS) rusak.

"Sedangkan, untuk data yang terakhir yang berhasil diperoleh yakni korban luka 2 orang yakni Delvi Peo, warga Mayau Pulau Batang Dua dan Mesin Bunga warga kelurahan Lelewi Batang Dua kota Ternate," katanya.

BPBD Malut saat ini  intensif melakukan koordinasi dengan BMKG, BPBD kabupaten/kota dan sektor terkait untuk mengidentifikasi korban, kerusakan dan kerugian akibat gempa bumi.

Pascagempa bumi yang berkekuatan 7,1 magnitudo yang mengguncang Malut, pada Jumat (15/11) dini hari lalu waktu setempat, mengakibatkan 30 rumah warga dan sejumlah fasilitas umum seperti gereja tiga unit dan satu unit bangunan sekolah di Kota Ternate rusak.

Baca juga: 28 rumah warga Batang Dua di Ternate rusak akibat gempa

Baca juga: Pemda diminta buka akses ke warga Batang Dua terdampak gempa 7.1

Baca juga: Pascagempa Malut, sebagian aktivitas sekolah di Batang Dua diliburkan

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019